Kenali Penyebab Mastitis, IDI Bandung Barat Berikan Solusi Pengobatan

Senin, 30 Desember 2024 | 13:36 WIB
Kenali Penyebab Mastitis, IDI Bandung Barat Berikan Solusi Pengobatan
Ilustrasi Mastitis. (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut informasi dari idibandungbarat.org, salah satu penyakit yang banyak diderita bagi sebagian wanita adalah mastitis.

Mastitis adalah penyakit peradangan pada jaringan payudara yang bisa terjadi pada wanita menyusui dan wanita yang tidak menyusui. Bakteri dapat masuk ke payudara atau saluran susu terhalang, yang dapat menyebabkan penyakit ini.

IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. IDI Bandung Barat adalah cabang dari organisasi profesi kedokteran yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di wilayah tersebut. IDI menjelaskan bahwa mastitis terjadi akibat tersumbatnya saluran susu, yang dapat terjadi ketika payudara tidak dikosongkan dengan baik.

IDI Bandung Barat telah berupaya dan berusaha untuk mengedukasi serta memberikan konsultasi gratis untuk mengobati pria atau wanita yang sedang mengalami gangguan kesehatan.

Baca Juga: 3 Waktu Terbaik Minum Air Rebusan Daun Salam

Ikatan Dokter Indonesia saat ini fokus untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait masalah penyakit mastitis serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.

Apa saja penyebab terjadinya penyakit mastitis?

Dilansir dari laman https://idibandungbarat.org, mastitis adalah peradangan pada jaringan payudara yang sering terjadi pada ibu menyusui, tetapi juga dapat dialami oleh wanita yang tidak menyusui atau pria. Berikut adalah penyebab terjadinya mastitis: meliputi:

1. Infeksi bakteri

Mastitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus, yang dapat masuk ke jaringan payudara melalui luka pada kulit atau puting susu.

Baca Juga: Tantangan Kesehatan Indonesia: Pencegahan dan Terapi untuk Penyintas TB dan Penyakit Paru Kronis

2. Saluran ASI yang tersumbat

Penyebab lainnya adalah saluran ASI yang tersumbat. Ini dapat terjadi karena payudara tidak dikosongkan dengan benar, seperti posisi menyusui yang salah atau proses menyusui yang tidak teratur atau tidak efektif.

3. Kekurangan nutrisi

Mengatur dan mengonsumsi makanan bergizi sangat penting untuk menjaga kesehatan, terutama payudara, karena kekurangan nutrisi pada ibu menyusui dapat menyebabkan mastitis.

4. Penggunaan bra yang terlalu ketat

Faktor lainnya seperti penggunaan bra yang ketat juga dapat berdampak buruk. Bra yang terlalu ketat dapat menyebabkan tekanan pada payudara dan mengganggu aliran ASI, meningkatkan risiko mastitis.

5. Adanya eksim dan penyakit kulit lainnya

Faktor terakhir yang bisa menjadi alasan terjadinya mastitis adalah adanya penyakit kulit atau biasa disebut eksim. Kulit berwarna merah disertai gatal. Kondisi seperti eksim atau dermatitis di sekitar puting dapat menyebabkan iritasi dan meningkatkan risiko infeksi.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk penyakit mastitis?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bandung Barat telah merangkum obat yang direkomendasikan untuk mengobati mastitis umumnya meliputi analgesik untuk meredakan nyeri dan antibiotik untuk mengatasi infeksi. Berikut adalah rincian obat yang sering digunakan meliputi:

1. Paracetamol

Obat pertama yang dapat mengurangi rasa sakit karena mastitis adalah paracetamol. Dosis penggunaanya adalah 500-1000 mg, dapat diberikan setiap 6 jam, dengan dosis maksimal 4 gram per hari. Paracetamol aman digunakan selama menyusui dan membantu meredakan nyeri serta demam.

2. Dikloksasilin

Dicloxacillin merupakan obat antibiotik penisilin. Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi tertentu, seperti mastitis, yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus. Dicloxacillin adalah kapsul yang diminum biasanya setiap 6 jam, untuk orang dewasa maupun anak-anak.

3. Hufagesic

Hufagesic mengandung zat aktif paracetamol. Obat ini digunakan untuk mengatasi demam dan sebagai pereda nyeri. Obat ini mengurangi nyeri dan demam serta membantu meredakan ketidaknyamanan akibat mastitis. Dosisnya yaitu 1-2 tablet per hari, maksimal 1000 mg per hari.

4. Flukloksasilin

Flukloksasilin adalah antibiotik yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri pada mastitis, lebih sedikit efek samping dibandingkan dikloksasilin. Dosisnya yaitu 500 mg setiap 6 jam sesuai anjuran dokter.

5. Terapi Suportif

Selain mengonsumsi beberapa obat yang sudah dijelaskan, Anda juga dapat mengompres area yang sakit dengan air hangat dapat membantu meredakan nyeri dan meningkatkan aliran ASI.

Sebelum memulai pengobatan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi individu. Pengobatan mastitis seringkali melibatkan kombinasi dari beberapa pendekatan untuk mencapai hasil yang optimal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI