Cegah Penyakit Rematik, IDI Burmeso Memberikan Informasi Pengobatan

Sabtu, 21 Desember 2024 | 17:20 WIB
Cegah Penyakit Rematik, IDI Burmeso Memberikan Informasi Pengobatan
(Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut informasi dari idiburmeso.org, salah satu penyakit yang dapat menyerang segala usia namun lebih sering orang dewasa adalah penyakit rematik. Rematik, atau lebih dikenal sebagai rheumatoid arthritis (RA), adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan pada sendi.

Ikatan Dokter Indonesia Cabang Burmeso menjelaskan bahwa rematik sebenarnya adalah penyakit autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sendi dan jaringan di sekitarnya.

IDI Cabang Burmeso juga menjelaskan bahwa rematik sering dikelompokkan dalam arthritis atau radang sendi, dan dapat mencakup berbagai penyakit seperti reumatoid arthritis, osteoarthritis, lupus, dan ankylosing spondylitis. Rematik dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Penyakit rematik dapat dicegah dengan diagnosis tepat waktu dan pengobatan yang tepat.

IDI Burmeso selanjutnya melakukan penelitian terkait penyakit rematik kemudian rekomendasi obat yang dapat diberikan bagi penderitanya.

Baca Juga: Cegah Penyakit Sirosis Hati, IDI Buntok Berikan Informasi Pengobatan

Apa saja penyebab terjadinya penyakit rematik?

Dilansir dari laman https://idiburmeso.org, penyakit rematik, atau lebih spesifiknya rheumatoid arthritis (RA), adalah kondisi autoimun yang ditandai dengan peradangan pada sendi. Meskipun penyebab pasti dari rematik belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa faktor yang dianggap berkontribusi terhadap perkembangan penyakit ini meliputi:

1. Adanya gangguan sistem kekebalan tubuh
Rematik, yang biasanya disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh, menyerang sendi dan jaringan tubuh lainnya. Misalnya, arthritis rheumatoid membuat tubuh menganggap membran sinovial berbahaya.
2. Faktor keturunan atau riwayat keluarga
Faktor genetik juga dapat menyebabkan penyakit rematik. Orang-orang yang memiliki riwayat penyakit rematik dalam keluarga mereka memiliki kemungkinan lebih besar untuk menderita penyakit tersebut. Seseorang dapat memiliki kecenderungan genetik untuk menderita penyakit ini.
3. Obesitas atau kelebihan berat badan
Obesitas jelas dapat menyebabkan beberapa penyakit di Indonesia. Kelebihan berat badan meningkatkan tekanan pada sendi, yang meningkatkan gejala dan risiko peradangan.
4. Infeksi virus dan faktor kebersihan lingkungan
Beberapa infeksi virus atau bakteri dapat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh, yang dapat menyebabkan rematik. Selain itu, keadaan kebersihan lingkungan juga dapat menjadi sumbernya. Terpapar zat berbahaya seperti asbes atau silika dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap rematik.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengatasi penyakit rematik?

Pengobatan untuk penyakit rematik, khususnya rheumatoid arthritis, bertujuan untuk mengurangi peradangan, meredakan nyeri, dan memperlambat kerusakan sendi. Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan untuk mengatasi penyakit rematik meliputi:

Baca Juga: Kenali Penyebab Nyeri Haid, IDI Deiyai Berikan Informasi Pengobatan

1. Naproxen
Naproxen adalah obat pertama yang dapat dikonsumsi oleh orang yang menderita rematik. Naproxen (naproksen) atau naproxen sodium juga membantu mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti sakit kepala, nyeri otot, tendonitis, sakit gigi, dan kram menstruasi.
2. Ibuprofen
Pilihan lain untuk mengatasi gejala dan penyakit rematik adalah ibuprofen, yang meredakan nyeri dan menurunkan demam. Sangat efektif untuk nyeri sedang hingga ringan. Dosis biasanya berkisar antara 200 hingga 400 mg setiap empat hingga enam jam, sesuai kebutuhan.
3. Kortikosteroid
Prednison, salah satu jenis obat yang dapat meredakan nyeri rematik, biasanya digunakan untuk pengobatan jangka pendek selama gejala akut. Obat ini juga dapat mengurangi nyeri dan peradangan serta memperlambat kerusakan sendi.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai pengobatan, karena beberapa obat memerlukan resep dan dapat memiliki efek samping yang perlu diperhatikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI