Cegah Penyakit Diabetes Tipe 2 Sejak Dini, IDI Biak Numfor Berikan Informasi Pengobatan

Kamis, 19 Desember 2024 | 14:25 WIB
Cegah Penyakit Diabetes Tipe 2 Sejak Dini, IDI Biak Numfor Berikan Informasi Pengobatan
(Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut informasi dari idibiaknumfor.org, diabetes adalah salah satu penyakit yang paling umum diderita oleh masyarakat Indonesia. Indonesia adalah negara kelima dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia, dengan mayoritas penderita diabetes tipe 2 berusia antara 20 dan 59 tahun. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat dan akan mencapai lebih dari 20 juta pada akhir tahun 2024.

IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia. IDI Biak Numfor adalah organisasi profesi yang menaungi para dokter di wilayah Kabupaten Biak Numfor.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Biak Numfor adalah dr. Irwan Tansil, Sp.Rad. Ia aktif dalam berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di wilayah tersebut.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Biak Numfor menjelaskan pentingnya program kesehatan terutama edukasi terkait bahaya penyakit diabetes tipe 2 bagi kesehatan. Pada artikel kali ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai apa saja penyebab terjadinya diabetes tipe 2 serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.

Apa saja penyebab terjadinya penyakit diabetes tipe 2?

Baca Juga: Cegah Eklampsia Pada Kehamilan Sejak Dini, IDI Biak Berikan Informasi Pengobatan

Dilansir dari laman https://idibiaknumfor.org, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menderita penyakit diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 dapat terjadi dengan kondisi yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah akibat resistensi insulin dan penurunan kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin secara efektif. Berikut adalah beberapa penyebab utama terjadinya diabetes tipe 2 meliputi:

1. Faktor keturunan atau genetik
Riwayat diabetes tipe 2 dalam keluarga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Proses tubuh menghasilkan dan menggunakan insulin dipengaruhi oleh gen.
2. Adanya resistensi insulin
Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak dapat menanggapi insulin dengan baik, yang berarti mereka tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Akibatnya, kadar gula darah meningkat.
3. Kelebihan berat badan atau obesitas
Obesitas adalah keadaan medis di mana tubuh menyimpan lemak yang berlebihan, yang dapat mengganggu kesehatan. Kelebihan berat badan, terutama akumulasi lemak di area perut, merupakan risiko utama terkena diabetes tipe 2. Obesitas dapat menyebabkan resistensi insulin dan masalah kontrol gula darah.
4. Gaya hidup sedentari
Gaya hidup yang minim aktivitas fisik dapat menyebabkan penambahan berat badan dan resistensi insulin. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan dan meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk penderita diabetes tipe 2?

IDI (Ikatan Dokter Indonesia) telah meneliti lebih lanjut terkait penyakit Diabetes Tipe 2. Pengobatan untuk penderita diabetes tipe 2 bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah dan mencegah komplikasi. Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan meliputi:

1. Metformin
Obat ini dapat mengurangi produksi glukosa di hati dan meningkatkan sensitivitas insulin. Metformin adalah obat pertama yang sering diresepkan untuk diabetes tipe 2. Dokter akan memberikan resep dalam bentuk tablet, biasanya dikonsumsi saat atau setelah makan. Efek samping dapat mencakup mual dan diare, tetapi ini biasanya berkurang seiring waktu.
2. Sulfonilurea
Obat ini dapat merangsang pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin, sehingga menurunkan kadar gula darah. Dokter akan meresepkan untuk mengonsumsinya sekali sehari, biasanya pada pagi hari. Penggunaan harus di bawah pengawasan dokter karena risiko hipoglikemia.

Baca Juga: Kenali Penyebab Impotensi, IDI Barito Utara Berikan Informasi Pengobatan

Penggunaan obat-obatan ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya, serta untuk menyesuaikan dosis sesuai dengan kebutuhan individu pasien.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI