Kenali Penyebab Impotensi, IDI Barito Utara Berikan Informasi Pengobatan

Rabu, 18 Desember 2024 | 14:21 WIB
Kenali Penyebab Impotensi, IDI Barito Utara Berikan Informasi Pengobatan
(Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut informasi dari idibaritoutara.org, impotensi adalah salah satu penyakit yang paling umum dialami oleh kaum pria. Pria yang mengalami penyakit ini akan mengalami kesulitan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup saat melakukan hubungan seksual, yang tentunya sangat berbahaya terutama bagi keharmonisan keluarga.

IDI adalah singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. IDI Barito Timur menjelaskan bahwa impotensi adalah penyakit yang terjadi karena masalah pada sistem kardiovaskular yang mengurangi aliran darah ke penis. Diabetes juga dapat merusak saraf dan pembuluh darah, yang mengurangi kemampuan ereksi.

IDI Barito Utara berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, termasuk kolaborasi dalam pelaksanaan program kesehatan berbasis masyarakat. Organisasi ini aktif dalam mengadakan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dan pencegahan penyakit.

IDI Barito Utara saat ini sedang melakukan penelitian lanjutan terkait impotensi, apa saja gejala terjadinya impotensi, kemudian rekomendasi obat yang dapat diberikan bagi penderitanya.

Baca Juga: Simak Tips dan Solusi Pengobatan Mimisan dari IDI Barito Timur

Apa saja gejala seseorang mengidap penyakit impotensi?

Dilansir dari laman https://idibaritoutara.org, impotensi dapat menyerang sebagian pria dan resikonya cukup besar. Gejala seseorang yang mengidap penyakit impotensi, atau disfungsi ereksi, dapat bervariasi, tetapi umumnya mencakup beberapa tanda meliputi:

1. Ejakulasi dini
Ketika pria mengalami orgasme dan mengeluarkan air mani lebih cepat dari yang diinginkan, itu disebut ejakulasi dini. Ejakulasi dini tidak hanya dapat menyebabkan pasangan tidak bahagia, tetapi juga dapat menyebabkan hubungan menjadi lebih buruk dalam jangka panjang.

2. Ereksi lemah atau tidak keras
Pria yang mengalami ereksi lemah atau loyo tidak dapat mempertahankan ereksi penuh. Kehidupan seksual pasangan suami istri jelas dapat terganggu oleh ejakulasi dini dan penis loyo, bahkan dalam hal hal lain.

3. Penurunan gairah seksual atau libido
Penurunan gairah seksual, juga disebut keinginan untuk bercinta tetapi tidak bisa, terjadi ketika gairah seksual seseorang rendah atau sama sekali tidak ada. Selain itu, banyak pria yang mengalami disfungsi ereksi mengalami penurunan minat dalam aktivitas seksual, yang dapat disebabkan oleh masalah fisik atau psikologis.

Baca Juga: Kenali Penyebab Ginekomastia, IDI Kota Purbalingga Berikan Informasi Pengobatan

4. Dampak psikologis
Masalah ereksi dapat menyebabkan rasa malu, rendah diri, dan depresi. Pria impotensi mungkin mengalami perasaan putus asa atau tidak berharga, yang dapat mempengaruhi kesehatan mental dan hubungan mereka.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk pengidap impotensi?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Barito Utara menjelaskan bahwa pengobatan impotensi melibatkan berbagai jenis obat yang digunakan. Untuk mengatasi impotensi, beberapa obat yang direkomendasikan meliputi:

1. Obat Tadalafil
Obat Tadalafil juga berfungsi untuk meningkatkan aliran darah ke penis, tetapi memiliki efek yang lebih lama, bisa bertahan hingga 36 jam. Ini memungkinkan fleksibilitas lebih dalam waktu berhubungan seksual. Tadalafil dapat dikonsumsi setiap hari dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter.

2. Obat Ericfil
Obat ini mengandung sildenafil citrate dan tersedia dalam bentuk sediaan film yang larut di mulut. Ini juga digunakan untuk mengatasi disfungsi ereksi dengan cara yang sama seperti Viagra.

3. Suntikan Hormon Testosteron
Jika impotensi disebabkan oleh kadar hormon testosteron yang rendah, terapi hormon dapat diberikan untuk meningkatkan kadar hormon tersebut dan membantu memperbaiki fungsi seksual.

Sebelum mengonsumsi obat yang telah dijelaskan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat sesuai kebutuhan individu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI