Waspada! 10 Tanda Kortisol Tinggi yang Tercermin dari Pola Tidur

Riki Chandra Suara.Com
Rabu, 18 Desember 2024 | 09:15 WIB
Waspada! 10 Tanda Kortisol Tinggi yang Tercermin dari Pola Tidur
Ilustrasi tidur (Freepik/Jcomp)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tidur yang tidak nyenyak bisa menjadi sinyal bahwa tubuh Anda mengalami peningkatan kadar hormon stres, seperti kortisol. Fakta itu diungkapkan oleh Dr. Mary Beth Ayer, seorang praktisi holistik bersertifikat di Massachusetts.

Menurutnya, pola tidur dapat menjadi indikator penting untuk mengenali masalah hormonal. "Pola tidur kita bisa memberi banyak informasi tentang hormon stres. Tidur sangat penting, dan saya tahu betapa frustrasinya bangun tidur tapi masih merasa lelah," ujar Ayer dalam sebuah video yang dibagikan di TikTok, dikutip dari Antara, Selasa (17/12/2024).

Ayer menjelaskan bahwa tidur yang tidak nyenyak hanya salah satu dari banyak tanda yang menunjukkan kadar kortisol yang tinggi.

Ada sepuluh tanda utama yang menurutnya perlu diwaspadai, meskipun detail tanda tersebut tidak dijelaskan lebih lanjut dalam video singkatnya.

Menurut Ayer, pola tidur yang buruk sering kali berkaitan erat dengan ketidakseimbangan hormon stres, yang dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Kortisol, hormon yang dilepaskan tubuh saat menghadapi tekanan, dapat mengganggu ritme tidur jika kadarnya tidak terkendali.

Tidur nyenyak memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan mental dan fisik. Ketika kortisol meningkat, tubuh sulit mencapai fase tidur dalam yang dibutuhkan untuk pemulihan maksimal.
Solusi untuk Tidur Lebih Nyenyak

Ayer menyarankan agar siapa pun yang mengalami gangguan tidur untuk mencari tahu penyebabnya, termasuk kemungkinan adanya ketidakseimbangan pada kadar kortisol. Ia juga menganjurkan konsultasi dengan ahli kesehatan jika tidur yang tidak nyenyak berlangsung terus-menerus.

Berikut gejala yang perlu diperhatikan menurut Dr. Ayer:
1. Sering terbangun antara pukul 3-4 pagi.
2. Mimpi yang sangat intens dan penuh tekanan.
3. Bangun tidur dalam keadaan berkeringat.
4. Pikiran melaju cepat sebelum tidur.
5. Nyeri di bahu, leher, atau pergelangan tangan saat bangun tidur.
6. Lelah sepanjang hari tetapi terjaga saat waktu tidur tiba.
7. Gelisah dan sering membolak-balik badan saat tidur.
8. Menggertakkan gigi saat tidur.
9. Merasa kepanasan saat di tempat tidur.
10. Merasa sangat lelah ketika bangun tidur.

Jika Anda mengalami tiga atau lebih gejala di atas, Ayer menyarankan untuk segera memeriksa kadar kortisol dan mencari solusi untuk menyeimbangkannya.

Kadar kortisol tinggi yang tidak ditangani dapat memicu sindrom Cushing, suatu kondisi yang ditandai dengan punuk lemak di antara bahu, wajah yang membulat, dan kelemahan otot.

Dalam beberapa kasus, kondisi ini bahkan dapat disebabkan oleh tumor pada kelenjar pituitari, yang membutuhkan pengobatan medis lebih lanjut seperti operasi atau terapi radiasi.

Ayer menyebutkan bahwa perubahan gaya hidup sederhana dapat membantu menurunkan kadar kortisol. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:

- Tidur berkualitas

- Pola makan sehat

- Olahraga teratur

- Mengelola stres dengan teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam

Jika kadar kortisol tinggi disebabkan oleh penggunaan obat glukokortikoid, dokter mungkin akan menyesuaikan dosis atau menghentikannya secara bertahap.

Tidur berkualitas menjadi salah satu faktor penting untuk menjaga keseimbangan hormon. Dengan memperbaiki pola tidur, Anda dapat mengurangi risiko gangguan yang disebabkan oleh kortisol tinggi, sekaligus menjaga kesehatan secara keseluruhan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI