Diare Hingga Leptospirosis: 5 Penyakit Ini Mengancam Saat Banjir

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 17 Desember 2024 | 16:10 WIB
Diare Hingga Leptospirosis: 5 Penyakit Ini Mengancam Saat Banjir
Warga beraktivitas di tengah banjir rob di Muara Angke, Jakarta, Sabtu (14/12/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banjir akibat curah hujan tinggi dan banjir rob sering kali membawa dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Kondisi lingkungan yang kotor, minimnya akses air bersih, serta risiko penularan penyakit meningkat drastis.

Prof. Tjandra Yoga Aditama, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap lima penyakit utama yang sering muncul saat banjir. Apa saja ya?

1. Diare

Penyakit diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu dan lingkungan. Air minum dari sumber seperti sumur dangkal rentan tercemar saat banjir, ditambah dengan kondisi pengungsian yang terbatas fasilitas kebersihannya.

Baca Juga: Setelah Dua Hari, Banjir yang Kepung Sekitaran JIS Akhirnya Surut

"Pada saat banjir, maka sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan banyak ikut tercemar," tuturnya, Selasa (17/12/2024).

Untuk mencegah diare, masyarakat disarankan untuk:

  • Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan/minum dan setelah buang air besar.
  • Merebus air minum hingga mendidih.
  • Menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari tumpukan sampah.
  • Segera menghubungi petugas kesehatan jika mengalami gejala diare.

2. Leptospirosis

Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira yang ditularkan melalui kotoran atau air kencing tikus yang bercampur dengan air banjir. Orang yang memiliki luka dan terendam air banjir berisiko tinggi terinfeksi.

"Pada saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia dimana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut," tuturnya lagi.

Baca Juga: Benarkah Anak Mendengkur Tanda Gangguan Tidur Serius? Ini Penjelasan Ahli

Langkah pencegahannya meliputi:

  • Menekan populasi tikus dengan menjaga kebersihan lingkungan.
  • Menghindari bermain atau berendam di air banjir, terutama jika memiliki luka terbuka.
  • Menggunakan sepatu pelindung jika harus beraktivitas di area banjir.
  • Segera berobat jika mengalami gejala seperti demam mendadak, sakit kepala, dan menggigil.

3. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

ISPA menjadi ancaman serius saat banjir, terutama di tempat pengungsian yang padat dan minim sirkulasi udara. Kebersihan yang kurang baik serta daya tahan tubuh yang menurun memperparah risiko penyebaran ISPA.

Warga beraktivitas di tengah banjir rob di Muara Angke, Jakarta, Sabtu (14/12/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Warga beraktivitas di tengah banjir rob di Muara Angke, Jakarta, Sabtu (14/12/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Kalau musim banjir maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga baik, dan juga daya tahan tubuh jadi menurun. Belum lagi kalau ada tempat pengungsian sementara yang padat sehingga penularan ISPA dan penyakit kulit lebih mudah terjadi," kata Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini lagi.

Pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan:

  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
  • Menghindari kontak langsung dengan penderita ISPA.
  • Menggunakan masker untuk mencegah penularan.
  • Mengonsumsi makanan bergizi untuk menjaga daya tahan tubuh.

4. Penyakit Kulit

Penyakit kulit, seperti infeksi bakteri, jamur, atau alergi, sering kali muncul akibat genangan air banjir dan kebersihan yang tidak terjaga. Kondisi lembap di pengungsian juga dapat memperparah masalah ini.

Langkah pencegahan meliputi:

  • Menjaga kebersihan kulit dengan mandi menggunakan air bersih.
  • Mengeringkan tubuh setelah kontak dengan air banjir.
  • Menghindari pakaian basah atau lembap dalam waktu lama.
  • Menggunakan krim atau salep sesuai anjuran dokter jika muncul iritasi kulit.

5. Penyakit Saluran Cerna Lainnya (Demam Tifoid)

Demam tifoid dan penyakit saluran cerna lainnya juga perlu diwaspadai. Penyakit ini ditularkan melalui makanan atau air yang tercemar bakteri. Untuk mencegahnya:

  • Konsumsi makanan yang bersih dan matang sempurna.
  • Hindari jajan di tempat yang kurang higienis.
  • Pastikan sumber air minum aman dan steril.

Waspadai Penyakit Kronis

Selain penyakit menular, banjir juga dapat memperburuk kondisi penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Penurunan daya tahan tubuh akibat cuaca buruk dan kondisi lingkungan yang tidak sehat membuat pengelolaan penyakit kronis menjadi lebih sulit.

Pentingnya Langkah Preventif

Kewaspadaan terhadap kondisi banjir dan dampaknya terhadap kesehatan sangat diperlukan. Menjaga kebersihan diri, lingkungan, serta memperhatikan kualitas air dan makanan merupakan kunci utama pencegahan. Masyarakat juga dianjurkan untuk segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala penyakit agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

Banjir memang tidak bisa dihindari, tetapi dengan langkah antisipatif yang tepat, dampak kesehatannya dapat diminimalkan. Tetap waspada, jaga kebersihan, dan lindungi keluarga Anda dari risiko penyakit saat musim banjir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI