Suara.com - Menurut informasi dari idiatambua.org, salah satu gangguan kesehatan yang dapat terjadi saat berhubungan intim adalah Dispareunia. Dispareunia adalah kondisi di mana nyeri di area genital selama atau setelah berhubungan seksual terjadi pada pria maupun wanita, tetapi lebih sering terjadi pada wanita.
IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Atambua merupakan cabang dari organisasi profesi kedokteran di Indonesia yang bertujuan untuk memfasilitasi dan mendukung para dokter di wilayah ini. IDI Cabang Atambua berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan berkualitas.
IDI Atambua secara rutin mengadakan layanan medis keliling untuk menjangkau masyarakat di daerah terpencil, melibatkan dokter ahli dari berbagai bidang. Saat ini IDI Atambua sedang melakukan penelitian terkait kondisi dispareunia dan pengobatan yang tepat bagi penderitanya.
Apa saja penyebab terjadinya dispareunia?
Baca Juga: Doa Hubungan Intim Suami-Istri, Pasangan Muslim Wajib Tahu!
Dilansir dari laman https://idiatambua.org, dispareunia adalah kondisi yang ditandai dengan nyeri genital yang terjadi selama atau setelah berhubungan seksual. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai penyebabnya meliputi:
1. Kurangnya pelumas
Karena tidak ada stimulasi seksual atau foreplay saat berhubungan intim, vagina dapat kering. Ini dapat menyebabkan gesekan berlebihan saat penetrasi, yang sangat sakit. Penipisan dan kehilangan kelembapan dinding vagina adalah masalah umum bagi wanita yang telah mencapai menopause.
2. Terinfeksi dengan bakteri
Infeksi genital seperti infeksi jamur, bakteri, atau virus seperti herpes dapat menyebabkan peradangan dan nyeri. Untuk mencegah penyakit dispareunia, sangat penting bagi Anda, terutama wanita, untuk menjaga kebersihan organ intim Anda.
Baca Juga: Bahaya Cuaca Panas Bisa Jadi Penyakit, Menkes Budi Gunadi Sadikin: Keluar Bawa Payung
3. Adanya penyakit kulit
Bagi beberapa orang mungkin mengalami penyakit kulit, kondisi kulit yang mempengaruhi area genital, seperti lichen planus atau psoriasis, juga dapat menyebabkan nyeri saat berhubungan seksual.
4. Adanya kondisi infeksi dan Tumor
Faktor terakhir mungkin terjadi pada wanita adalah tumor. Tumor di daerah genital atau kista ovarium dapat menyebabkan ketidaknyamanan saat berhubungan seksual. Penting bagi Anda, untuk rutin cek kesehatan pada dokter terdekat.
Apa aja obat untuk mengobati gejala dispareunia?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Atambua telah merangkum obat yang direkomendasikan untuk mengobat gejala ini. Pengobatan untuk dispareunia tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa jenis obat dan terapi yang direkomendasikan untuk mengatasi gejala dispareunia meliputi:
1. Obat Antibiotik
Jika dispareunia disebabkan oleh infeksi bakteri, pengobatan dengan antibiotik, seperti cefixime atau sefalosporin, dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi karena bakteri, termasuk infeksi pada mulut dan tenggorokan. Selain itu, infeksi bakteri juga dapat diobati dengan obat seperti aminoglikosida.
2. Obat Antijamur
Jika rasa tidak nyaman disebabkan oleh infeksi jamur, obat antijamur seperti fluconazole atau ketoconazole dapat diresepkan. Fluconazole adalah obat antijamur yang digunakan untuk meredakan nyeri yang disebabkan oleh infeksi jamur di area genital. Supositoria antijamur atau krim juga dapat digunakan.
3. Obat Pereda Nyeri
Untuk meredakan nyeri saat berhubungan intim, obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen atau naproxen, harus diresepkan oleh dokter.
Penggunaan obat-obatan ini sebaiknya dilakukan sesuai dengan dosis yang dianjurkan pada kemasan atau berdasarkan resep dokter. Jika gejala tidak membaik atau semakin parah, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.