Kenali Penyebab Gangguan Tidur, IDI Kota Semarang Berikan Informasi Pengobatan

Sabtu, 14 Desember 2024 | 12:31 WIB
Kenali Penyebab Gangguan Tidur, IDI Kota Semarang Berikan Informasi Pengobatan
(Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut informasi dari idikotasemarang.org, ada beberapa gangguan kesehatan yang tentu saja selalu terjadi pada setiap individu. Salah satu gangguan tidur yang paling umum adalah insomnia. Di Indonesia, ada sekitar 67% orang yang mengalami gangguan tidur. Insomnia adalah salah satu gangguan tidur yang paling umum terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa.

IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia. IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kota Semarang adalah organisasi profesi yang mewakili dokter di wilayah Semarang, Jawa Tengah. Ketua IDI Kota Semarang untuk periode 2022-2025 adalah dr. Sigid Kirana Lintang Bhima, Sp.FM(K).

IDI Kota Semarang menjadi wadah komunikasi dan pengembangan profesi bagi para dokter di daerah tersebut. Organisasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan mendukung program-program kesehatan masyarakat di Indonesia.

Saat ini IDI Kota Semarang saat ini melakukan penelitian lebih lanjut ciri-ciri seseorang mengalami gangguan tidur serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.

Baca Juga: Merasa Cemas dan Takut Naik Pesawat? IDI Karanganyar Berikan Informasi Pengobatan Aerophobia

Apa saja ciri-ciri seorang mengalami gangguan tidur?

Dilansir dari laman https://idikotasemarang.org, gangguan tidur adalah masalah yang umum dialami oleh anak-anak hingga orang dewasa, dan dapat berdampak pada kualitas hidup dan kesehatan secara keseluruhan. Mereka yang mengalami gangguan tidur memiliki beberapa tanda berikut:

1. Merasa lelah setelah tidur
Beberapa gangguan tidur memang sering terjadi, terutama insomnia. Penderita sering bangun dari tidur dengan tubuh merasa lelah dan tidak segar, hal ini tentu saja merugikan, terutama dari segi kesehatan.

2. Kesulitan berkonsentrasi
Sulit berkonsentrasi adalah kondisi ketika seseorang kesulitan untuk memusatkan perhatian pada suatu hal. Seseorang dapat mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi saat melakukan aktivitas sehari-hari jika mereka tidak mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas. Sulit untuk berkonsentrasi, bekerja, dan mengingat informasi.

3. Mudah marah dan tersinggung
Seseorang yang memiliki gangguan tidur biasanya akan cenderung mudah marah dan mudah tersinggung dengan perkataan seseorang. Mudah marah, cemas, atau mengalami depresi berakibat buruk, sehingga membutuhkan penanganan awal lebih cepat.

Baca Juga: Andre Taulany Kirim Karangan Bunga ke Istri Surya Insomnia, Tulisannya Bikin Ngakak

4. Adanya gejala fisik lainnya
Gangguan tidur memang menjadi hal yang cukup serius karena dapat berdampak bagi kesehatan. Rasa tertekan pada perut dan usus, serta gejala fisik lainnya yang dapat muncul akibat kurang tidur.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk penyakit gangguan tidur?
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kota Semarang melakukan penelitian lebih lanjut terkait beberapa penyakit gangguan tidur. Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan untuk pengidap gangguan tidur meliputi:

1. Benzodiazepin
Benzodiazepin adalah obat penenang atau sedatif yang dapat membantu Anda tidur dan meningkatkan kualitas tidur Anda jika Anda mengalami gangguan tidur seperti insomnia.

2. Obat Non-benzodiazepin
Eszopiclone digunakan untuk mengatasi insomnia (susah tidur). Obat ini termasuk dalam kelompok obat yang disebut depresan sistem saraf pusat (SSP), yang memperlambat sistem saraf. Eszopiclone membantu Anda tidur lebih cepat dan tidur sepanjang malam. Obat ini membantu tidur dengan cepat, tetapi harus digunakan hanya jika bisa tidur selama 7-8 jam.

3. Sandepril
Sandepril 50 mg Tablet mengandung zat aktif Maprotiline Hcl 50 mg. Obat insomnia ini dapat mengobati gejala depresi yang disertai dengan ataupun tanpa insomnia.

Sebelum menggunakan obat-obatan ini, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rekomendasi dosis sesuai kebutuhan individu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI