Waspada! Ini Gejala Awal Lupus, Termasuk Kelelahan dan Nyeri Sendi hingga Ruam Kupu-kupu?

Riki Chandra Suara.Com
Kamis, 12 Desember 2024 | 06:35 WIB
Waspada! Ini Gejala Awal Lupus, Termasuk Kelelahan dan Nyeri Sendi hingga Ruam Kupu-kupu?
ilustrasi kelelahan. [Pexels.com/Ron Lach]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lupus adalah penyakit autoimun yang dapat menyerang berbagai organ tubuh dengan gejala yang beragam. Menurut dokter spesialis penyakit dalam, Prof. Dr. dr. Heru Sundaru, Sp.PD K-AI, ada sejumlah gejala lupus yang patut diwaspadai dan menjadi alasan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

“Gejala awal yang sering muncul meliputi demam, kelelahan berlebihan (fatigue), penurunan berat badan, nyeri otot dan sendi, serta gangguan kulit seperti butterfly rash,” katanya, Rabu (11/12/2024).

Gejala tersebut bisa bervariasi pada setiap orang, namun tanda khas seperti kemerahan berbentuk kupu-kupu di area pipi dan hidung (butterfly rash) sering ditemukan. Selain itu, lupus juga bisa melibatkan organ seperti paru-paru, hati, darah, hingga limpa.

Prof Heru menjelaskan bahwa gejala lupus pada kulit sering kali menjadi perhatian utama, termasuk butterfly rash, kepekaan terhadap sinar matahari, dan sariawan. Gejala lainnya meliputi ujung kuku yang pucat atau kebiruan, bercak perdarahan, dan rambut rontok.

“Kelelahan berlebihan atau fatigue menjadi keluhan paling umum pada penderita lupus. Sebanyak 50 persen pasien melaporkan hal ini, yang disertai penurunan berat badan signifikan,” tambahnya.

Pada kasus tertentu, wanita muda dengan gejala yang melibatkan dua atau lebih organ tubuh tanpa penyebab yang jelas serta adanya riwayat lupus dalam keluarga, perlu segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Prof Heru menegaskan bahwa tidak ada tes tunggal untuk mendiagnosis lupus. Dokter akan mengandalkan kombinasi pemeriksaan fisik, tes darah, urin, dan riwayat medis pasien. Salah satu tes yang umum digunakan adalah pemeriksaan ANA (Anti-Nuclear Antibody).

“Hasil ANA positif tidak selalu berarti seseorang menderita lupus. Dokter harus mengaitkan hasil ini dengan riwayat klinis, terutama jika ada gejala seperti butterfly rash, nyeri sendi, atau keguguran berulang,” jelasnya.

Menurutnya, ANA positif bisa ditemukan pada 95 persen kasus lupus aktif, namun juga muncul pada penyakit autoimun lainnya atau bahkan pada orang sehat. Oleh karena itu, interpretasi hasil harus dilakukan secara hati-hati.

Prof Heru mengingatkan agar setiap kecurigaan terhadap gejala lupus segera ditindaklanjuti. Diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk mencegah kerusakan organ lebih lanjut akibat penyakit autoimun ini. (antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI