Suara.com - Berbicara tentang kehamilan, ada beberapa penyakit yang dapat mengganggu kesuburan wanita dan menyulitkan proses pembuahan.
PCOS, juga dikenal sebagai Polycystic Ovary Syndrome, adalah kondisi hormonal yang umum pada wanita di usia reproduktif. Diagnosis PCOS biasanya diberikan kepada wanita di usia 20 hingga 30 tahun.
Menurut informasi idikabbatang.org, secara umum, wanita yang mengalami haid pertama mereka selama masa pubertas dapat mengalami gejala sindrom ovarium polikistik. Penderita PCOS mungkin pertama kali menunjukkan gejalanya saat remaja, tetapi ada juga penderita yang baru menunjukkan gejalanya setelah dewasa..
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Batang adalah dr. Muryanto, Sp.B. Ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial kesehatan, termasuk penyelenggaraan layanan kesehatan gratis untuk masyarakat, seperti pemeriksaan USG dan pengobatan bagi ibu hamil serta pasien penyakit kandungan. Dalam kepemimpinannya, dr. Muryanto menekankan pentingnya pengabdian kepada masyarakat dan menjaga tradisi luhur organisasi profesi dokter di Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Perawatan Kecantikan dengan Teknologi Monopolar RF, Jadikan Kulit Lebih Awet Muda
IDI Kabupaten Batang juga aktif untuk memberikan penyuluhan dan edukasi kesehatan terutama terkait penyakit PCOS yang dialami oleh sebagian wanita di Indonesia.
Apa saja faktor penyebab utama terjadinya PCOS pada wanita?
Dilansir dari laman https://idikabbatang.org, Beberapa faktor utama yang dianggap berkontribusi terhadap perkembangan Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) pada wanita, yang menyebabkan kesulitan hamil, menurut IDI Kabupaten Batang, meliputi:
1. Kelebihan hormon insulin
Banyak wanita dengan PCOS mengalami resistensi insulin, yang berarti tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik. Akibatnya, kadar insulin dalam darah meningkat, yang dapat merangsang ovarium untuk memproduksi lebih banyak hormon androgen (hormon pria), seperti testosteron. Kelebihan androgen ini dapat menyebabkan gangguan ovulasi dan gejala lainnya.
Baca Juga: Cek Fakta: Ada Bansos Jutaan Rupiah di dalam Kartu BPJS Kesehatan dan KIS
2. Peradangan derajat rendah
Wanita yang menderita PCOS sering menunjukkan tanda-tanda peradangan derajat rendah. Peradangan ini dapat menyebabkan ovarium menghasilkan lebih banyak hormon androgen, yang memperburuk gejala PCOS.
3. Faktor riwayat keluarga atau keturunan
PCOS lebih sering ditemukan dalam keluarga. Wanita yang memiliki anggota keluarga yang menderita kondisi ini, seperti ibu atau saudara perempuan, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi ini.
4. Kelebihan berat badan atau obesitas
Obesitas adalah faktor risiko utama untuk PCOS. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan resistensi insulin dan mengganggu keseimbangan hormon, yang berkontribusi pada perkembangan dan keparahan gejala penyakit.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk penderita PCOS agar cepat hamil?
Bagi Anda yang sedang mengalami PCOS, tidak perlu khawatir berlebihan. Ada beberapa obat dan terapi dapat diberikan kepada wanita dengan PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) untuk meningkatkan kemungkinan mereka hamil meliputi:
1. Klomifen Sitrat (Clomiphene Citrate)
Klomifen Sitrat adalah obat pertama yang disarankan untuk wanita yang mengalami kesulitan hamil karena PCOS karena merangsang ovarium untuk melepaskan sel telur melalui induksi ovulasi.
2. Gonadotropins
Jika terapi seperti clomiphene dan letrozole tidak berhasil, suntikan hormon gonadotropin biasanya digunakan oleh dokter. Gonadotropin adalah obat yang dapat merangsang ovarium untuk menghasilkan lebih banyak folikel dan sel telur.
3. Terapi Progestin
Penderita PCOS juga menerima terapi progestin selain obat. Terapi ini dapat mengatur siklus menstruasi dan melindungi mereka dari risiko kanker endometrium, meskipun tidak secara langsung meningkatkan kesuburan. Terapi ini penting untuk kesehatan reproduksi secara keseluruhan.
Sebelum memulai pengobatan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis reproduksi atau endokrinologi untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana pengobatan yang sesuai.