Ancaman Flu Burung Mutasi Mirip COVID-19, Peternakan Pabrik Diminta Tutup

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 09 Desember 2024 | 19:25 WIB
Ancaman Flu Burung Mutasi Mirip COVID-19, Peternakan Pabrik Diminta Tutup
Ilustrasi flu burung. (Shutterstocks)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Peternakan industri dengan kepadatan tinggi dan kurangnya kebersihan menciptakan lingkungan ideal bagi penyebaran penyakit seperti H5N1. Indonesia mencatat jumlah kasus dan kematian akibat flu burung tertinggi di dunia. Sejak virus ini terdeteksi pada burung di awal tahun 2004, lebih dari 29 juta burung telah dimusnahkan sebagai langkah penanggulangan.

Pemerintah terus memperkuat pengawasan dan langkah pencegahan setelah laporan dari WHO mengenai infeksi H9N2 terbaru di India. Ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam melindungi kesehatan masyarakat dan mencegah penyebaran virus lebih luas.

AFFA menegaskan bahwa solusi untuk krisis H5N1 adalah menghentikan praktik peternakan pabrik yang menciptakan kondisi ideal bagi penyebaran penyakit. AFFA mengajak semua pihak untuk mengambil langkah nyata: meningkatkan kesejahteraan hewan, memperkuat biosekuriti, dan beralih ke sistem pangan berbasis nabati. Solusi ini tidak hanya lebih sehat bagi manusia tetapi juga lebih ramah lingkungan.

Di Indonesia, inisiatif Nutrisi Esok Hari sejak tahun 2021 bertujuan mempromosikan makanan berbasis nabati dengan dukungan dari berbagai institusi untuk menggantikan produk hewani dengan alternatif nabati.

“Krisis flu burung ini menunjukkan bahaya dari pola hidup yang tidak berkelanjutan serta industri peternakan intensif,” kata Among. “Sudah saatnya kita menghentikan pendanaan untuk praktik merusak ini dan mulai berinvestasi dalam alternatif berbasis nabati yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI