Bahaya di Balik Resistensi Antimikroba, Ketika Obat Sudah Tak Mempan Lagi

Vania Rossa Suara.Com
Rabu, 27 November 2024 | 17:01 WIB
Bahaya di Balik Resistensi Antimikroba, Ketika Obat Sudah Tak Mempan Lagi
Ilustrasi Obat / Antibiotik (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Resisitensi antimikroba atau antimicrobial resistance (AMR) sedang banyak diperbincangkan karena menjadi ancaman terhadap kesehatan global. Resistensi antimikroba adalah kondisi saat bakteri, virus, jamur, dan parasit mengalami perubahan, sehingga kebal terhadap obat-obatan yang diberikan. Kondisi ini membuat infeksi menjadi lebih sulit untuk diobati, yang pada akhirnya akan meningkatkan risiko penyebaran penyakit, bahkan menyebabkan penyakit parah dan kematian.

WHO sendiri sudah menetapkan bahwa AMR termasuk dalam 10 besar masalah kesehatan global. Hal ini karena AMR menyebabkan penyakit jadi sulit diobati, risiko penyebaran dan keparahan penyakit meningkat, bahkan sampai menyebabkan kematian.

Melihat kondisi ini, maka penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya AMR, serta mensosialisasikan cara atau tindakan yang dapat mencegah munculnya AMR lebih luas lagi. 

Penyebab AMR

Baca Juga: Ngeri! Wakil Menkes Sebut 1,27 Juta Orang Meninggal usai Minum Antibiotik Tanpa Resep

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, penggunaan antibiotik berlebihan menjadi penyebab resistensi antimikroba. Pemberian antibiotik sebenarnya bertujuan untuk mengobati infeksi. Namun, pengobatan bis amenjadi tidak efektif dan berbahaya manakala obat tidak digunakan dengan bijak serta tidak sesuai rekomendasi dokter. Oleh karena itu, penggunaan antibiotik perlu dilakukan atas anjuran dokter.

Lebih lengkapnya, berikut adalah penyebab umum munculnya AMR:

  • Penggunaan Berlebihan dan Penyalahgunaan Antimikroba: Penggunaan antibiotik yang tak sesuai aturan, seperti penggunaan tanpa resep maupun tidak menyelesaikan semua dosis yang diresepkan, maka bisa mendorong perkembangan resistensi.
  • Kurangnya Pengawasan dan Regulasi: Di bernagai negara, antibiotik biss dibeli tanpa menggunakan resep, hingga dspat meningkatkan risiko penyalahgunaan.
  • Penggunaan Antimikroba dalam Pertanian: Penggunaan bahan antibiotik untuk tingkatkan pertumbuhan hewan ternak juga berperan sebagai penyebar resistensi.

Dampak Resistensi Antimikroba

Ketika resistensi bakteri muncul lebih cepat ketimbang penemuan agen mikroba baru, hal tersebut tentu menjadi masalah keamanan global, karena dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan hewan, manusia, dan lingkungan tempat tinggal. Tak hanya dapat menyebabkan peningkatan angka kematian serta morbiditas, infeksi yang sebelumya mudah diobati bisa jadi saat ini menjadi lebih sulit ditangani dan mahal obatnya.

Misalnya saja, resistensi obat berisiko meningkatkan infeksi saluran cerna dan juga malaria berat. Resistensi obat pada kasus tuberkulosis (TBC) juga membuat penyakit ini lebih sulit disembuhkan. Resistensi obat juga dapat menyebabkan penanganan infeksi pasca operasi menjadi lebih sulit, akibat operasi sepeti caesar, transplansi organ atau bahkan operasi kecil lainnya berisiko tinggi.

Baca Juga: Tips Membuang Obat Kedaluwarsa yang Tepat: Lindungi Diri, Lindungi Lingkungan!

Dan tanpa antimikroba yang efektif, prosedur medis seperti halnya operasi serta dan kemoterapi kanker pun akan menjadi lebih berisiko.

4 Langkah Mencegah AMR

Untuk mencegah AMR, berikut solusi atau langkah mencehah AMR:

1. Minum antibiotik sesuai anjuran dari dokter

2. Cuci tangan secara teratur

3. Imunisasi lengkap

4. Nutrisi cukup

Itulah tadi apaa itu pengertian, penyebab, dampak dan solusinya. Semoga penyakit ini tidak menyebar dan kita terhindar dari AMR.

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI