Studi SEANUTS II: Susu Saat Sarapan Bantu Penuhi Kebutuhan Kalsium dan Vitamin D Anak-anak Indonesia

Sabtu, 09 November 2024 | 18:54 WIB
Studi SEANUTS II: Susu Saat Sarapan Bantu Penuhi Kebutuhan Kalsium dan Vitamin D Anak-anak Indonesia
Ilustrasi anak minum susu formula (Freepik/jcomp)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Temuan SEANUTS II menunjukkan bahwa anak-anak yang mengkonsumsi produk susu saat sarapan memiliki asupan mikronutrien harian yang lebih tinggi secara signifikan untuk vitamin A, B12, dan D, serta Kalsium, dibandingkan anak-anak yang tidak mengkonsumsi susu saat sarapan. 

"Hal ini kemudian mengukuhkan kebaikan susu untuk membantu mengurangi beban gizi yang dihadapi anak-anak Indonesia," pungkasnya.

Produk susu bernutrisi mengandung mikronutrien yang dibutuhkan untuk perkembangan otak dan sumber energi untuk anak-anak belajar dan beraktivitas. 

“Saya percaya bahwa temuan studi ini menunjukkan peluang susu untuk meningkatkan status gizi anak-anak Indonesia, dimulai dari rumah. SEANUTS II dan temuannya memperkuat komitmen kami yaitu nourishing Indonesia to progress, mewujudkan tujuan kami untuk menyediakan gizi lebih baik, sehingga membantu anak-anak Indonesia membangun kekuatan untuk menang,” tambah Andrew.

SEANUTS II yang diprakarsai oleh FrieslandCampina bekerja sama dengan Universitas Indonesia menyoroti persoalan tiga beban malnutrisi yang dialami oleh anak-anak Indonesia, yaitu kekurangan gizi, kelebihan gizi, dan kekurangan mikronutrien. 

Penelitian yang melibatkan 3,456 anak berusia 0,5 tahun hingga 12 tahun ini menunjukkan bahwa asupan nutrisi, khususnya vitamin D dan Kalsium di Indonesia belum mencapai target angka yang direkomendasikan. 

Hasil studi ini juga diharapkan dapat mempromosikan pentingnya diet seimbang dan gaya hidup aktif melalui kerja sama dengan pemerintah daerah, swasta, dan sekolah.

SEANUTS II juga mendapati bahwa prevalensi stunting pada anak di bawah usia 5 tahun di wilayah Jawa-Sumatera mencapai 28,3%. Artinya, 3 dari 10 anak berperawakan pendek. Lebih jauh, adapun prevalensi anemia adalah 17,9%. Sementara itu, 16% anak usia 7–12 tahun mengalami kelebihan berat badan/obesitas.

Lebih dalam, SEANUTS II mendefinisikan sarapan sebagai makan pertama setelah tidur semalaman, dikonsumsi setelah bangun tidur dan sebelum pukul 12:00 siang (termasuk semua makanan yang dikonsumsi, kecuali air putih, teh, dan kopi tanpa susu). 

Baca Juga: Waspada! Ini Manfaat dan Risiko Minum Kopi Gula Aren Setiap Hari

Sementara produk susu meliputi produk susu hewani (cair dan bubuk), yoghurt, dan keju dengan ketentuan satu porsi per hari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI