Ngeri! Tuberkulosis Penyakit Menular Paling Mematikan di Dunia, Ini Fakta WHO

Riki Chandra Suara.Com
Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:10 WIB
Ngeri! Tuberkulosis Penyakit Menular Paling Mematikan di Dunia, Ini Fakta WHO
Ilustrasi tuberkulosis. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan adanya peningkatan besar dalam kasus Tuberkulosis (TB). Bahkan, TB tercatat sebagai penyakit menular paling mematikan di dunia.

Menurut data WHO, lebih dari 8 juta kasus baru dilaporkan tahun 2023. Fakta ini menjadikan TB sebagai ancaman serius bagi kesehatan global.

"Fakta bahwa Tuberkulosis masih menyebabkan kematian dan kesakitan yang besar sungguh mengejutkan, terutama karena kita sebenarnya memiliki alat untuk mencegah, mendeteksi, dan mengobati penyakit ini," ungkap Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Antara, Kamis (31/10/2024).

WHO memperkirakan bahwa tahun 2023, Tuberkulosis telah menyerang sekitar 8,2 juta orang di seluruh dunia, jumlah yang mengalami peningkatan tajam sejak tahun 1995.

Meskipun jumlah kematian sedikit menurun dari 1,32 juta menjadi 1,25 juta tahun sebelumnya, kasus TB kembali melonjak, dengan angka mencapai 10,8 juta penderita.

Lebih jauh, Tuberkulosis resistan obat menjadi ancaman besar, diperkirakan telah menyerang sekitar 400.000 orang pada tahun lalu.

Resistensi ini kerap terjadi karena penyalahgunaan obat, baik karena resep yang salah, kualitas obat yang buruk, atau pasien menghentikan pengobatan sebelum waktunya.

WHO telah melakukan berbagai upaya dalam penanganan TB di seluruh dunia, dan sekitar 79 juta nyawa telah berhasil diselamatkan sejak tahun 2000. Namun, WHO mencatat adanya kesenjangan yang besar di beberapa wilayah terdampak.

Sebanyak 45 persen kasus baru dilaporkan di Wilayah Asia Tenggara, diikuti oleh Afrika (24 persen) dan Pasifik Barat (17 persen).

Secara khusus, India mencatatkan beban tertinggi dengan 26 persen dari total kasus, diikuti oleh Indonesia (10 persen), Tiongkok dan Filipina (masing-masing 6,8 persen), serta Pakistan (6,7 persen).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI