Mengenal Hiperprolaktinemia, ASI Keluar Meski Belum Hamil Karena Stres

Kamis, 31 Oktober 2024 | 15:01 WIB
Mengenal Hiperprolaktinemia, ASI Keluar Meski Belum Hamil Karena Stres
Ilustrasi Stres (Pexels.com/Cottonbro Studio)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - ASI (Air Susu Ibu) biasanya diproduksi oleh tubuh wanita setelah melahirkan untuk memberikan nutrisi pada bayi. Namun, ada kondisi tertentu yang dapat menyebabkan ASI keluar meskipun seorang wanita belum hamil atau melahirkan.

Salah satu kondisi yang menyebabkan hal ini adalah hiperprolaktinemia, yaitu peningkatan kadar hormon prolaktin di dalam tubuh.

Hiperprolaktinemia sering dikaitkan dengan masalah kesehatan yang lebih serius seperti gangguan hormon atau stres berat. Stres merupakan salah satu faktor yang dapat memicu produksi hormon prolaktin secara berlebihan, sehingga memicu keluarnya ASI tanpa adanya kehamilan.

Menurut Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Biak Numfor dengan situs pafibiaknumfor.org, hiperprolaktinemia tidak hanya dipicu oleh stres, tetapi juga oleh beberapa faktor lainnya yang perlu diperhatikan, seperti adanya gangguan pada kelenjar pituitari atau penggunaan obat-obatan tertentu yang mempengaruhi produksi hormon prolaktin.

Penyebab Hiperprolaktinemia

Hiperprolaktinemia bisa terjadi karena berbagai alasan. Salah satu penyebab utamanya adalah adanya tumor jinak pada kelenjar pituitari yang disebut prolaktinoma. Tumor ini dapat meningkatkan produksi prolaktin, sehingga menyebabkan keluarnya ASI meski tidak ada kehamilan. Selain itu, beberapa kondisi medis seperti hipotiroidisme juga dapat menyebabkan peningkatan kadar prolaktin dalam tubuh.

Penggunaan obat-obatan tertentu, terutama antidepresan dan obat yang digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi, juga bisa memicu hiperprolaktinemia. Obat-obatan ini bekerja dengan mempengaruhi otak dan hormon yang dihasilkan tubuh, termasuk prolaktin. Oleh karena itu, penting bagi wanita yang mengalami keluarnya ASI tanpa sebab yang jelas untuk segera memeriksakan diri ke dokter guna mengetahui penyebab pastinya.

Dampak Hiperprolaktinemia

Jika tidak segera diatasi, hiperprolaktinemia dapat menimbulkan beberapa komplikasi. Salah satunya adalah gangguan pada siklus menstruasi. Wanita dengan kadar prolaktin yang tinggi sering kali mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur atau bahkan berhenti sama sekali (amenore). Hal ini dapat menyebabkan masalah kesuburan, sehingga sulit bagi wanita untuk hamil.

Baca Juga: Hubungan Memori Rasa Takut Tikus dan Manusia Bisa Revolusi Pengobatan Stres? Ini Hasil Penelitian Terbaru!

Selain itu, hiperprolaktinemia juga dapat menyebabkan penurunan libido dan kekeringan pada vagina, yang dapat mempengaruhi kualitas kehidupan seksual. Dalam kasus yang lebih parah, wanita juga bisa mengalami osteoporosis atau kerapuhan tulang akibat rendahnya kadar estrogen dalam tubuh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI