Suara.com - Kondisi HIV dan AIDS banyak dipahami sebagai kondisi gangguan kesehatan yang sama. Nyatanya, kedua penyakit ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Penyebutan HIV/AIDS mungkin jadi salah satu penyebab kenapa masyarakat banyak mengalami mispersepsi. Yuk, pahami apa perbedaan HIV dan AIDS lewat penjelasan berikut!
Apa Itu HIV?
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini secara khusus menargetkan sel CD4, yaitu sel darah putih yang berperan penting dalam melawan infeksi. Ketika HIV menginfeksi tubuh, virus ini akan terus berkembang biak dan merusak sel CD4.
Apa itu AIDS?
Baca Juga: Hari Aids Sedunia 2023: Tantangan Berat Indonesia Eliminasi HIV di 2030, Mungkinkah?
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang sudah sangat lemah akibat infeksi HIV yang tidak terkontrol. Dengan sistem kekebalan tubuh yang rusak, penderita AIDS akan sangat rentan terhadap berbagai macam infeksi dan penyakit, seperti pneumonia, tuberkulosis, dan beberapa jenis kanker.
Apa Perbedaan HIV dan AIDS?
Dari penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa infeksi virus HIV akan memicu kondisi AIDS. AIDS akan muncul sebagai akibat dari serangan HIV. AIDS juga dapat disebut dengan HIV stadium 3, dengan kondisi dan gejala yang kompleks yang memerlukan diagnosis lebih mendalam oleh dokter atau ahli kesehatan.
Gejala
HIV: Pada tahap awal, gejala HIV seringkali tidak spesifik atau mirip dengan flu, seperti demam, sakit kepala, kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening. Pada tahap lanjut, gejala dapat meliputi penurunan berat badan, diare kronis, dan infeksi berulang.
Baca Juga: 5 Tips Aman ODIV Liburan Akhir Tahun: Pastikan Stok Obat ARV
AIDS: Gejala AIDS lebih bervariasi tergantung pada jenis infeksi oportunistik yang menyertai. Beberapa gejala umum meliputi pneumonia, tuberkulosis, infeksi jamur, dan kanker tertentu.
Penyebab HIV
HIV dapat menular melalui pertukaran cairan tubuh tertentu, seperti:
- Hubungan seksual tanpa kondom dengan pasangan yang terinfeksi HIV.
- Penggunaan jarum suntik yang tidak steril, transfusi darah yang terkontaminasi.
- Ibu hamil ke anaknya yang dapat ditularkan selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.
Pencegahan HIV
- Praktik seks aman: Selalu gunakan kondom saat berhubungan seksual.
- Hindari penggunaan jarum suntik bersama: Hanya gunakan jarum suntik sekali pakai dan steril.
- Tes HIV: Lakukan tes HIV secara rutin, terutama jika Anda termasuk dalam kelompok berisiko.
- Konsultasi dengan dokter: Bagi ibu hamil, konsultasi dengan dokter sangat penting untuk mencegah penularan HIV ke bayi.
Pengobatan
HIV: Tersedia obat antiretroviral (ARV) yang sangat efektif dalam menghambat perkembangan virus HIV dan memperlambat kerusakan sistem kekebalan tubuh.
AIDS: Pengobatan AIDS fokus pada pengelolaan infeksi oportunistik dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
Itulah perbedaan HIV dan AIDS. Dengan pengobatan yang tepat dan gaya hidup sehat, penderita HIV dapat hidup lebih lama dan produktif.
Kontributor : I Made Rendika Ardian