Ferry Maryadi Teriak Kesakitan Akibat Kram Otot Pinggang, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

Baehaqi Almutoif Suara.Com
Minggu, 27 Oktober 2024 | 11:19 WIB
Ferry Maryadi Teriak Kesakitan Akibat Kram Otot Pinggang, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya
Ferry Maryadi dan Deswita Maharani. [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ferry Maryadi harus dilarikan ke rumah sakit setelah menggerang kesakitan hingga tidak bisa bangun.

Terlihat dari video yang beredar, anggota geng motor Prediksi itu hanya bisa terbaring di tempat tidur saat ingin dibawa ke rumah sakit.

Suami Deswita Maharani itu mengaku mengalami kram otot pada bagian pinggang bagian belakang. "Kram otot. Ya kram otot pinggang belakang. Beda tipis dengan syaraf kejepit. Penyebabnya? Gerakan tiba-tiba karena refleks tertentu," tulis Ferry Maryadi di keterangan video tersebut dikutip.

Lantas, seperti apa kram otot pada pinggang bagian belakang?

Baca Juga: Ferry Maryadi Sakit Apa? Teriak Kesakitan Saat Hendak Dilarikan ke UGD

Dalam unggahan Ferry Maryadi, dia mengungkapkan rasa sakit akibat kram otot pinggang tersebut. Bahkan, batu dan tarif nafas juga bisa teriak.

Penyebab Kram Otot di Pinggang

Umumnya sakit pinggang belakang bisa karena gerakan yang berulang-ulang saat olahraga, mengangkat beban berat, atau karena cedera. Namun, rasa sakit itu tak selalu akibat kram otot. Bisa juga akibat penyakit lain, seperti gangguan ginjal, osteoporosis, hingga infeksi.

Mengutip dari laman Eka Hospital ada beberapa penyebab sakit pinggang, di antaranya kerusakan pada salah satu komponen pinggang seperti otot, tendon, ligamen, tulang hingga diskus, serta saraf.

Berikut ini yang sering menjadi penyebab sakit pinggang.

Baca Juga: Sambil Menahan Sakit, Ferry Maryadi Dilarikan ke Rumah Sakit

- Berdiri, membungkuk, dan duduk terlalu lama
- Bekerja di depan komputer terlalu lama
- Mengemudi terlalu lama atau jarak jauh tanpa istirahat
- Melakukan peregangan otot berlebihan
- Salah posisi saat duduk dan tidur
- Salah bantal

Faktor risiko lainnya yang menyebabkan sakit pinggang.

- Kurang olahraga atau gerak
- Usia lebih dari 30 tahun
- Obesitas atau berat badan berlebih
- Kurang minum air putih
- Masalah psikologis
- Merokok

Penyebab sakit pinggang karena regangan otot atau ligamen.

- Mengangkat beban terlalu berat
- Mengangkat beban berat berulang kali
- Postur tubuh salah saat mengangkat beban berat
- Cedera dan patah tulang
- Terjatuh
- Bantalan penyangga tulang mengalami kerusakan
- Kram dan tegang otot

Karena penyekit lainnya.

- Osteoarthritis
- Radang sendi
- Cakram pecah atau herniasi
- Kanker tulang belakang
- Infeksi ginjal
- Infeksi tulang belakang
- Gangguan sistem pencernaan
- Endometriosis
- Penyempitan tulang belakang atau spinal stenosis
- Saraf kejepit
- Abnormal spine

Gejala Sakit Pinggang

Mengutip dari Primaya Hospital, ada beberapa gejala yang bisa dirasakan akibat sakit pinggang yang umumnya dirasakan.

- Pinggang yang sakit seperti ditusuk-tusuk
- Pinggang kaku dan pegal
- Sakit akan bertambah saat duduk terlalu lama
- Nyeri hingga ke bokong dan kaki
- Rasa sakit bertambah saat malam hari
- Kondisi memburuk saat mengangkat beban berat
- Tungkai mati rasa (untuk saraf kejepit)

Pencegahan Sakit Pinggang

Kamu bisa melakukan beberapa langkah untuk mencegah sakit pinggang, terutama bagian belakang.

- Olahraga rutin agar otot pinggang kuat
- Jangan mengangkat beban yang sangat berat
- Pastikan posisi tidurnya sesuai
- Cukupi kebutuhan vitamin D dan kalsium
- Hindari duduk terlalu lama

Kemenkes menyarankan bila sakit tidak kunjung hilang agar melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

- Tes darah, untuk melihat kemungkinan infeksi atau peradangan, meliputi (LED), dan protein C-reaktif
- Pemindaian, seperti foto Rontgen, CT scan, dan MRI, untuk memeriksa struktur tulang, otot, dan ligamen, serta mencari tahu jika ada kondisi pemicu lainnya
USG ginjal atau organ reproduksi wanita, jika sakit pinggang dicurigai berasal dari masalah di organ tersebut
- Elektrodiagnostik, meliputi elektromiografi (pemeriksaan aktivitas listrik otot), tes konduksi saraf (pemeriksaan kecepatan transmisi sinyal saraf), dan evoked potential test (pemeriksaan kecepatan hantaran saraf ke otak).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI