Suara.com - Belakangan ini, para gen Z ramai menggunakan istilah "jam koma". Kira-kira, apa itu "jam koma" dan apa penyebabnya?
Sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber, "jam koma" adalah suatu keadaan yang menunjukkan kondisi seseorang saat ia kehilangan fokus akibat terlalu lelah dalam menjalani rutinitas sehari-hari.
Istilah "jam koma" sebetulnya sama sekali tidak merujuk pada kondisi medis tertentu. Hanya saja, orang-orang yang mengalami "jam koma" akan menunjukkan tanda-tanda menyangkut masalah kesehatan.
Apakah "jam koma" ini hanya dialami oleh Gen Z? Tentu saja tidak, bukan hanya Gen Z yang bisa mengalami "jam koma", tapi generasi lainnya juga berpotensi mengalaminya.
Penyebab Jam Koma Gen Z
Pakar Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Zaki Nur Fahmawati, menjelaskan bahwa dalam dunia psikologi "jam koma" biasa dikenal sebagai kelelahan kognitif atau cognitive fatigue.
Kelelahan kognitif sendiri bisa terjadi pada saat sumber daya mental seseorang terkuras. Sehingga membuat mereka merasa kesulitan untuk terus fokus, berpikir jernih, membuat keputusan tepat, atau menyelesaikan tugas-tugas secara efektif.
Beberapa aktivitas yang bisa memicu munculnya kondisi ini di antaranya adalah bekerja, belajar, atau mengerjakan masalah kompleks dalam waktu yang cukup lama.
Orang-orang yang mengalami "jam koma" juga tidak bisa menyelesaikan tugas dengan segera, penurunan motivasi untuk menyelesaikan tugas, merasa lelah mental, hingga melakukan kesalahan dalam bekerja, dan mood yang buruk.
Baca Juga: Semakin Dilarang Semakin Menantang, Marxisme Jadi Way of Think Gen Z
"Jam koma" lebih banyak dikaitkan dengan dampak-dampak yang sifatnya negatif, misalnya penurunan kinerja karena orang dengan kelelahan mental kesulitan fokus, membuat keputusan, produktivitas yang lebih rendah, kualitas pekerjaan yang buruk, dan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan tugas.