Peran Probiotik dalam Mengatasi Bacterial Vaginosis pada Ibu Hamil, Cegah Kelahiran Prematur hingga Abortus

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:20 WIB
Peran Probiotik dalam Mengatasi Bacterial Vaginosis pada Ibu Hamil, Cegah Kelahiran Prematur hingga Abortus
ilustrasi kehamilan (pexels.com/ Garon Piceli)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bacterial vaginosis atau BV merupakan infeksi vagina yang terjadi akibat ketidakseimbangan jumlah bakteri alami (flora normal) di dalam vagina. Meski menjadi permasalahan umum, namun ternyata hal tersebut memiliki dampak yang begitu besar jika terjadi saat kehamilan.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen, Dr. dr. Leo Simanjuntak, Sp.OG, menjelaskan BV dapat meningkatkan risiko abortus, persalinan prematur, dan infeksi di masa nifas.

"Infeksi akan menimbulkan peradangan. Peradangan inilah yang menyebabkan kontraksi prematur pada rahim, sehingga hasil kehamilan bisa keluar,” terang dr. Leo dalam diskusi ilmiah di Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Bidan Indonesia (PIT IBI) 2024 belum lama ini.

Disebut abortus bila usia kehamilan <28 minggu, dan disebut premature bila usia khamilan >28 minggu tapi belum waktunya yaitu usia kehamilan belum mencapai 37 minggu. Selain itu, infeksi BV juga bisa naik hingga ke organ reproduksi yang lebih dalam. 

Jika sudah begitu kata dr. Leo, hal ini bisa menyebabkan koriamnionitis ataupun endometritis. Koriamnionitis adalah infeksi serius intra-amnion yang terjadi pada rahim, kantung ketuban, bahkan bisa mengenai janin. Adapun endometritis adalah infeksi pada lapisan dinding rahim.

"Dengan pemeriksaan rutin, BV bisa ditemukan sedini mungkin, sehingga pengobatan bisa segera dilakukan. Ibu hamil perlu memberitahukan segala keluhan ke bidan atau dokter kandungan," tegas dr. Leo.

Peranan Probiotik

Pengobatan BV dilakukan dengan pemberian antibiotik oleh dokter, dalam dosis dan jangka waktu tertentu. Ini, kata dia adalah pengobatan lini pertama. 

Untuk terapi suportif, ibu hamil juga bisa mengonsumsi probiotik. Menurut penelitian, angka kekambuhan BV cukup tinggi, mencapai 80%. Ada penelitian menarik yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur. 

Baca Juga: Protein Hewani: Golden Ticket Menuju Masa Depan Anak Cerdas

Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Bidan Indonesia (PIT IBI) 2024 Bersama Yakult (Dok. Istimewa)
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Bidan Indonesia (PIT IBI) 2024 Bersama Yakult (Dok. Istimewa)

"Penelitian tersebut menemukan, ternyata pemberian probiotik sebagai tambahan dari terapi standar pada pasien BV memberikan manfaat yang sangat baik. Angka kesembuhan lebih tinggi dan angka kekambuhan lebih rendah bila dibandingkan dengan hanya dengan antibiotik," papar dr. Leo. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI