Kematian Akibat Kanker Hati Masih Tinggi, Dokter Ungkap Perlunya Pendekatan Multidisiplin

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 21 Oktober 2024 | 09:32 WIB
Kematian Akibat Kanker Hati Masih Tinggi, Dokter Ungkap Perlunya Pendekatan Multidisiplin
Ilustrasi penyakit liver, sakit kuning, penyakit kuning. (dok. Envato elements)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jumlah pengidap penyakit ata liver hati hingga saat ini masih cukup tinggi. Hal itu terbukti dari 20-30 persen masyarakat memiliki perlemakan hati atau fatty liver dan kanker hati merupakan kanker dengan angka kematian tertinggi ke-empat di Indonesia.

Sayangnya, dengan banyaknya angka kejadian penyakit hati tersebut, masih belum banyak rumah sakit yang membuka pusat layanan hati yang komprehensif.

"Masih banyak yang meremehkan penyakit hati. Misalnya, saat SGPT/SGOT tinggi tapi tidak ditindaklanjuti, padahal ini bisa berbahaya. Kondisi ini bisa berkembang menjadi fatty liver, fibrosis, sirosis, bahkan kanker hati," ujar Dr. Benedictus Widaja, Presiden Direktur Mandaya Hospital Group.

Ia melanjutkan, padahal fatty liver dan fibrosis hati dapat ditangani oleh dokter spesialis menggunakan obat-obatan.

Baca Juga: Ulasan Buku 'Membaca Kepedihan', Meromantisasi Patah Hati Lewat Puisi

Potret ilustrasi dokter. (Freepik)
Potret ilustrasi dokter. (Freepik)

"Namun, pasien tidak perlu khawatir. Di rumah sakit kami, tersedia dokter spesialis dan teknologi canggih untuk menangani nodul liver, baik yang ukurannya di bawah 2 cm hingga di atas 5 cm," jelas Dr. Ben Widaja, Presiden Direktur Mandaya Hospital Group.

Ia menjelaskan RS tersebut memiliki pusat layanan penyakit hati yang tidak hanya lengkap secara fasilitas, tapi juga menyeluruh dari segi spesialisasi dokter.

"Kita dibantu oleh tim dokter spesialis yang lengkap seperti penyakit dalam konsultan hepatologi hati, radiologi konsultan intervensi, spesialis bedah konsultan digestive dan hati yang akan membantu pasien mendapatkan penanganan di setiap tahap perkembangan penyakit livernya,” ungkapnya.

Dr. Ben menyebutkan, untuk tahap awal, pemeriksaan dapat dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam subpsesialis gastroenetrohepatologi (Sp.PD-KGEH), sementara itu untuk kondisi yang sudah memerlukan tindakan, maka pasien dapat diarahkan untuk melakukan konsultasi ke dokter spesialis bedah digestif maupun radiologi intervensi.

Pada kasus kanker hati tahap akhir, ketika penyebaran sudah terjadi secara sistemik, maka pengobatan dapat dilakukan oleh dokter subspesialis hematologi dan onkologi medik (KHOM) maupun bagian radioterapi onkologi. Hal ini sejalan dengan visi Mandaya untuk menciptakan tim dokter multidisplin.

Baca Juga: Serang Balik! Heni Sagara Bakal Polisikan Nikita Mirzani, Dokter Oky Pratama hingga Richard Lee

Acara ini juga meluncurkan paket pemeriksaan fungsi hati lengkap, mulai dari tes darah hingga USG Liver Elastografi yang mampu mendeteksi kelainan seperti fatty liver, hepatitis, nodul, dan kanker hati.

"Pemeriksaan liver ini kami buat agar masyarakat lebih mudah memeriksa fungsi hati secara lengkap. Banyak yang bingung memulai dari mana, jadi kami menawarkan paket pemeriksaan terjangkau mulai dari 1 jutaan dan lengkap dengan USG seharga 3 jutaan. Cukup lewat satu pintu, pasien bisa mendapatkan pemeriksaan dan penanganan hati," jelas Public Relations Mandaya Hospital Group, Erwin Suyanto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI