Suara.com - Penyakit paru-paru merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang dihadapi masyarakat saat ini. Berdasarkan Global TB Report Tahun 2023, jumlah kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia diperkirakan mencapai 1.060.000 kasus per tahun.
Seiring perkembangan teknologi medis, berbagai inovasi terus dikembangkan untuk memberikan perawatan yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Salah satu teknologi yang kini semakin populer dalam bidang bedah toraks adalah Video-Assisted Thoracoscopic Surgery (VATS).
VATS adalah teknik bedah minimal invasif yang memungkinkan dokter melakukan prosedur melalui sayatan kecil, menggunakan kamera dan peralatan khusus untuk meminimalkan trauma pada tubuh pasien. Teknik ini terbukti mampu mempercepat waktu pemulihan, mengurangi rasa sakit, dan mengurangi risiko komplikasi jika dibandingkan dengan metode bedah konvensional.
Selain itu, VATS juga membantu dalam mendeteksi dan menangani berbagai penyakit paru, seperti kanker paru, infeksi, dan penyakit lainnya.
Baca Juga: Berapa Harga Produk Skincare Dokter Oky Pratama? Vadel Badjideh Diberi Sepaket agar Tak Insecure
“Teknik ini memungkinkan kami untuk melakukan pengobatan dengan cara yang lebih nyaman bagi pasien, mempercepat pemulihan, dan mengurangi risiko komplikasi pascaoperasi,” ujar ahli pulmonologi, Prof. Dr. Dr. Allen Widysanto, dalam keterangannya.
Sementara itu, spesialis bedah kardiotoraks dan vaskular, dr.Maulidya Ayudika Dandanah, SpBTKV(K), FIHA menambahkan, VATS adalah langkah maju dalam pengobatan penyakit paru dan rongga dada.
"Prosedur ini memungkinkan kami untuk menangani berbagai kondisi paru dan rongga dada dengan lebih efisien dan cepat, membantu pasien untuk kembali ke kehidupan normal mereka," ujar Maulidya.
Prosedur VATS mencerminkan kemajuan dalam pengobatan penyakit paru yang menekankan pendekatan yang lebih presisi dan berpusat pada pasien. Melalui prosedur minimal invasif ini, pasien mendapatkan pilihan perawatan yang lebih efektif, sayatan lebih kecil, rasa nyeri yang minimal, pemulihan lebih cepat dan dalam kasus di mana pendeteksian dini dapat dilakukan.
Baca Juga: Misteri Wabah Paru-paru di Peru: Ratusan Ribu Terinfeksi, Padahal Bukan Perokok