Suara.com - Kemasan ramah lingkungan semakin banyak diadopsi oleh industri farmasi modern. Selain membantu menjaga kesehatan pasien, kemasan ini juga berdampak positif pada lingkungan.
Dengan mengintegrasikan teknologi modern dan pendekatan ramah lingkungan, perusahaan obat tidak hanya berperan dalam memajukan industri farmasi, tetapi juga turut menjaga kelestarian alam bagi generasi mendatang.
Berikut adalah beberapa manfaat utama dari kemasan obat yang berkelanjutan:
1. Mengurangi Limbah Medis
Baca Juga: Caravan Epson: Dorong Edukasi Printer Perkanotran Ramah Lingkungan dengan Mobilitas Maksimal
Kemasan ramah lingkungan menggunakan bahan-bahan yang lebih mudah terurai, seperti polietilen bebas PVC, DEHP, dan lateks. Hal ini membantu mengurangi jumlah limbah medis yang sulit didaur ulang, sehingga meringankan beban tempat pembuangan akhir (TPA) dan mengurangi risiko pencemaran lingkungan.
2. Mengurangi Jejak Karbon
Proses produksi kemasan ini sering kali melibatkan energi terbarukan, seperti penggunaan pembangkit listrik tenaga surya. Dengan begitu, emisi karbon yang dihasilkan selama proses produksi dapat ditekan, membantu dalam upaya global untuk mengurangi perubahan iklim.
3. Meningkatkan Keamanan Produk
Kemasan bebas dari bahan kimia berbahaya seperti PVC dan DEHP, yang dapat memengaruhi kualitas obat dan kesehatan pasien. Dengan demikian, produk ini lebih aman digunakan, terutama bagi pasien yang sensitif terhadap bahan kimia tertentu.
Baca Juga: Sejarah dan Peran PAFI Gunungkidul dalam Dunia Kesehatan Yogyakarta
4. Kompatibel dengan Berbagai Jenis Obat
Karena tidak mengandung zat berbahaya, kemasan ini dapat digunakan dengan berbagai jenis obat tanpa risiko reaksi kimia yang tidak diinginkan. Ini memudahkan tenaga kesehatan dalam penyimpanan dan pemberian obat.
5. Lebih Praktis dan Mudah Digunakan
Desain kemasan semi-rigid container memastikan kemudahan dalam penggunaan di lapangan. Tenaga kesehatan dapat menangani obat dengan lebih efisien dan cepat, terutama dalam situasi darurat, tanpa mengorbankan keamanan.
6. Mendukung Inisiatif Keberlanjutan Nasional
Adopsi kemasan ramah lingkungan mendukung target nasional untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060. Pengurangan emisi karbon dan limbah medis menjadi langkah penting dalam mendukung lingkungan yang lebih sehat di masa depan.
7. Mendorong Inovasi Teknologi Hijau
Penggunaan kemasan ini juga memacu perusahaan farmasi untuk terus berinovasi dalam memadukan teknologi modern dengan pendekatan ramah lingkungan. Ini tidak hanya berdampak pada produk yang lebih baik, tetapi juga memberi contoh bagi industri lain untuk mengikuti jejak keberlanjutan.
Pada tahun ini, B. Braun Indonesia meluncurkan cairan infus analgesik-antipiretik dengan kemasan semi-rigid container yang inovatif. Kemasan ini dirancang untuk memberikan solusi medis yang aman, praktis, dan efektif bagi tenaga kesehatan. Namun, yang membuatnya lebih menonjol adalah pendekatannya yang ramah lingkungan. Kemasan ini menggunakan material polietilen bebas PVC, DEHP, dan lateks, yang tidak hanya aman bagi kesehatan, tetapi juga ramah lingkungan karena lebih mudah terurai.
Inisiatif B. Braun Indonesia dalam memproduksi obat-obatan dengan kemasan ramah lingkungan merupakan bagian dari visi global perusahaan untuk melindungi kesehatan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Langkah ini juga mendukung target nasional Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060.
Selain itu, B. Braun Indonesia juga mendukung pengurangan jejak karbon melalui penggunaan energi terbarukan di fasilitas produksinya di Cikampek, Jawa Barat. Fasilitas ini dilengkapi dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang mampu menyuplai sekitar 20-30% kebutuhan listrik pabrik. Dalam empat bulan pertama operasinya, PLTS ini telah mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 705 ton, sebuah kontribusi besar bagi keberlanjutan lingkungan.
“Dengan meluncurkan cairan infus analgesik-antipiretik yang diproduksi sepenuhnya di dalam negeri, kami mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kemandirian industri farmasi dan memastikan ketersediaan obat esensial bagi masyarakat Indonesia," ujar Rainer Ruppel, President Director B. Braun Indonesia.