Tujuannya, kata Ria, yaitu mencegah risiko peluang penyakit kronis karyawan semakin berat sehingga biayanya lebih besar, dan peluang karyawan bergantung pada obat semakin tinggi sehingga perusahaan harus terus menanggungnya.
"Program medical check up yang tepat dapat menjadi deteksi dini bagi penyakit kronis yang mungkin muncul di masa depan. Serta deteksi ini bagi perusahaan dalam merancang program wellness yang efektif fan efisien," jelas Ria.
Adapun selain medical check up, laporan MBB Indonesia hasil rangkuman lebih dari 470 perusahaan di Indonesia menemukan program kesehatan karyawan yang akan sangat membantu perusahaan, yaitu seperti pentingnya akses telemedicine atau layanan kesehatan jarak jauh, flexible benefits atau penyesuaian kebutuhan karyawan, dan tren biaya kesehatan meningkat apalagi ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) jadi penyakit paling umum saat ini.
Disarankan juga perusahaan menerapkan cost of care atau alat untuk mengukur biaya rumah sakit di Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan karyawan. Alat ini nantinya akan menghasilkan laporan lengkap dan komprehensif tentang biaya peraawatan medis rumah sakit di Indonesia.
"Cost of care merupakan cara efektif bagi perusahaan, termasuk perusahaan asuransi, untuk menganalisis dan membandingkan biaya rawat inap berdasarkan diagnosis, area dan kelas rumah sakit, kelas R&B, dan jenis perawatan (dengan atau tanpa pembedahan)," pungkas Ria.