Pesulap Pak Tarno Manggung di Kursi Roda, Ketahui 7 Mitos dan Fakta Penyakit Stroke

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 02 Oktober 2024 | 13:30 WIB
Pesulap Pak Tarno Manggung di Kursi Roda, Ketahui 7 Mitos dan Fakta Penyakit Stroke
Pak Tarno Pesulap Indonesia (Instagram/paktarnomanagementofficial)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pesulap kawakan Pak Tarno diketahui baru-baru ini tampil memainkan sulap menggunakan kursi roda. Hal ini diakui sang istri, Dewi, karena Pak Tarno adalah pribadi yang penuh semangat meski sudah 4 kali terserang stroke.

"Semacam stroke ringan gitu. Sebelah kiri tubuhnya. Iya, tidak bisa menekan ketika jalan," kata Dewi saat dihubungi, Selasa (1/10/2024).

Stroke merupakan penyakit serius yang melibatkan pembuluh darah otak, akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, stroke masih menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan di Indonesia. Sayangnya, kurangnya kesadaran masyarakat tentang gejala stroke dan maraknya mitos yang berkembang menjadi kendala besar dalam penanganan stroke yang tepat.

Berikut adalah beberapa mitos yang perlu diluruskan serta fakta penting terkait stroke, dikutip dari situs resmi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI):

Baca Juga: Biaya Pengobatan Mat Solar yang Kena Stroke Sejak 2017 Cukup Mahal, Anak Sampai Jual Mobil?

1. Mitos: Stroke Hanya Menyerang Orang Tua

Fakta: Stroke dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia. Walaupun risikonya meningkat pada usia di atas 55 tahun, kasus stroke pada usia produktif (25-45 tahun) kini semakin sering ditemui di Indonesia. Faktor risiko stroke pada usia muda antara lain kelainan pembuluh darah, penyakit darah, serta gaya hidup yang tidak sehat.

2. Mitos: Stroke Hanya Terjadi pada Penderita Penyakit Jantung

Fakta: Meskipun penderita penyakit jantung memiliki risiko lebih tinggi, stroke bisa terjadi pada siapa saja, bahkan tanpa adanya penyakit jantung. Faktor risiko lainnya termasuk diabetes, hipertensi, dan kebiasaan merokok.

3. Mitos: Stroke Tidak Bisa Dicegah

Baca Juga: Fisioterapi Jadi Kunci dalam Pemulihan Cepat Pasca-Stroke

Fakta: Faktanya, stroke bisa dicegah. Menurut pakar kesehatan, hingga 80% kasus stroke dapat dicegah melalui penerapan gaya hidup sehat. Langkah pencegahan bisa diringkas dalam akronim "CERDIK":

  • C: Cek kesehatan secara berkala
  • E: Enyahkan asap rokok
  • R: Rajin aktivitas fisik
  • D: Diet sehat dengan gizi seimbang
  • I: Istirahat yang cukup
  • K: Kelola stres dengan baik

4. Mitos: Stroke Tidak Memerlukan Penanganan Medis Segera

Fakta: Stroke merupakan kondisi darurat medis yang harus segera ditangani. Dalam banyak kasus, pasien stroke dapat mengalami penurunan risiko kecacatan dan kematian dengan tindakan medis cepat seperti trombolisis, yang bertujuan melarutkan sumbatan di pembuluh darah otak. Periode emas penanganan stroke adalah dalam waktu 4,5 jam setelah serangan. Maka dari itu, sangat penting untuk segera membawa pasien stroke ke rumah sakit.

5. Mitos: Menusuk Jarum ke Telinga, Jari Tangan, atau Kaki Dapat Mengatasi Stroke

Fakta: Stroke disebabkan oleh masalah pada pembuluh darah di otak, bukan pembuluh darah perifer. Menusuk jarum ke bagian tubuh lain seperti telinga atau jari tidak hanya tidak membantu, tetapi juga berpotensi menyebabkan infeksi jika jarum yang digunakan tidak steril.

6. Mitos: Pengobatan Stroke Bisa Dihentikan Ketika Gejala Menghilang

Fakta: Penghentian pengobatan secara dini sangat berisiko. Penderita stroke memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami serangan stroke berulang. Oleh karena itu, penting untuk tetap melakukan kontrol rutin dan menjalankan pengobatan sesuai petunjuk medis. Prinsip "PATUH" menjadi panduan untuk pencegahan:

  • P: Periksa kesehatan secara berkala
  • A: Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat
  • T: Tetap menjaga diet sehat dan gizi seimbang
  • U: Upayakan beraktivitas fisik yang aman
  • H: Hindari merokok, minuman beralkohol, dan zat berbahaya lainnya

7. Mitos: Jika Gejala Stroke Hilang, Tidak Perlu Periksa Dokter

Fakta: Gejala stroke sementara atau dikenal sebagai Transient Ischemic Attack (TIA) tetap memerlukan penanganan medis. TIA merupakan tanda awal stroke, di mana setengah dari kasus stroke terjadi setelah serangan TIA dalam waktu 24 jam. Penanganan cepat dan tepat pada TIA dapat mengurangi risiko stroke yang lebih serius.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI