Suara.com - Minyak goreng menjadi salah satu kebutuhan pokok rumah tangga yang sering digunakan untuk mengolah masakan, mulai dari menumis bumbu hingga menggoreng makanan. Tak sekadar mengolah masakan, minyak goreng juga memiliki peran penting dalam menjaga kualitas makanan yang dikonsumsi. Oleh karena itu, penting untuk memilih minyak goreng yang aman.
Salah satu cara memastikan keamanan minyak goreng adalah dengan mengukur kadar Total Polar Compound (TPC). Semakin tinggi nilai TPC, maka semakin besar pula kerusakan minyak goreng.
Apa itu TPC? TPC adalah suatu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat degradasi minyak goreng. Semakin tinggi nilai TPC, semakin banyak senyawa polar yang terbentuk dalam minyak goreng, yang dapat mempengaruhi rasa, bau, dan keamanan minyak tersebut.
Melansir data dari National Library of Medicine (2023), beberapa negara di Eropa seperti Spanyol, Prancis, Belgia, Italia dan Portugal telah menetapkan batas limit nilai TPC menjadi maksimal 25%. Artinya, apabila kadar nilai TPC dari minyak goreng telah melebihi 25%, maka minyak tersebut dinyatakan tidak lagi aman untuk dikonsumsi.
Baca Juga: Cuma Pakai Minyak Ini, Dokter Zaidul Akbar Sebut Bisa Bikin Kulit Kencang dan Awet Muda
Umumnya, nilai TPC dari minyak akan terus meningkat seiring dengan penggunaan minyak secara berulang. Jadi, penting untuk mengetahui nilai TPC minyak yang akan kita gunakan untuk memasak dengan menggunakan alat TPC meter di rumah.
Seperti yang diketahui, minyak goreng yang aman adalah minyak goreng yang tidak berasa dan tidak beraroma menyengat. Minyak goreng dengan kualitas buruk, cenderung memiliki rasa dan aroma yang tidak sedap sehingga membuat makanan jadi cepat berbau tengik. Kondisi ini umumnya terjadi karena minyak sudah rusak akibat oksidasi atau penyimpanan yang kurang baik. Selain itu, mengonsumsi minyak goreng yang rusak bisa menyebabkan rasa gatal di tenggorokan.
Selain aroma, kejernihan minyak goreng juga bisa menjadi indikator kualitasnya. Minyak yang jernih menunjukkan bahwa minyak tersebut bebas dari kontaminan dan partikel sisa pengolahan. Namun, kejernihan tidak bisa dijadikan satu-satunya indikator keamanan dari minyak goreng. Stabilitas minyak terhadap suhu panas juga menjadi faktor penting dalam menentukan keamanannya. Minyak goreng berkualitas baik umumnya lebih stabil dan tidak mudah rusak saat dipanaskan, sehingga lebih aman apabila dipanaskan kembali. Hal ini penting untuk diperhatikan, terutama dalam pemakaian sehari-hari dimana minyak sering digunakan berulang.
Selain faktor-faktor di atas, ada hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu bahan baku dari minyak goreng itu sendiri. Pastikan untuk memilih minyak yang berasal dari kelapa sawit pilihan yang diproses kurang dari 24 jam, sehingga kesegaran dan nutrisinya tetap terjaga.
Minyak goreng yang diproduksi dari bahan baku berkualitas tinggi akan lebih tahan terhadap kerusakan dan pada akhirnya, lebih aman untuk digunakan.
Selain memahami ciri-ciri minyak goreng yang aman, konsumen juga harus memperhatikan bahan makanan yang digunakan untuk dikonsumsi sehari-hari. Selain memilih minyak goreng dengan nilai TPC yang rendah, penggunaan bahan makanan yang berkualitas baik dan memiliki kombinasi gizi seimbang juga harus selalu diperhatikan untuk menjaga kualitas hidup sehari-hari.
Baca Juga: CTO Indico Dios Kurniawan: Mengelola Data Seperti Minyak