Suara.com - Ada kepercayaan di masyarakat Indonesia, orang yang sakit parah atau kritis di rumah sakit diyakini sudah mendekati ajal jika sudah mengorok alias mendengkur dan mengigau. Benarkah seperti itu?
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Eka Hospital Cibubur, dr.Zakky Hazami, Sp.JP mengatakan kondisi kritis seseorang yang dianggap tidak berumur panjang, tidak bisa dinilai hanya berdasarkan dengkuran atau igauan semata.
Ini karena ada banyak aspek yang perlu dinilai dan dipertimbangan, termasuk dari hasil pemeriksaan laboratorium.
"Nggak pasti (tanda kritis), untuk menentukan hal itu banyak yang bisa dinilai. Salah satu bisa dengan gambaran laboratorium darahnya, apakah ada nilai kritis yang banyak, kemudian tingkat kesadaranya, banyak sekali ada yang perlu dinilai aspeknya," ujar dr. Zakky dalam acara diskusi Eka Hospital beberapa waktu lalu.
Baca Juga: 4 Cara Menghilangkan Kebiasaan Ngorok saat Tidur, Lakukan Kebiasaan Ini!
Meski begitu dr. Zakky mengakui pada pasien kritis atau orang dengan sakit berat, ia bisa mendengkur karena tubuhnya kehilangan kesadaran dan tidak mampu mengontrol sistem pernapasan, bahkan membuat lidahnya menutup jalan napas.
"Mengorok itu sebenarnya adanya sumbatan aliran jalan napas, biasanya karena lidah jatuh ke belakang, makanya jadi ngorok. Biasanya ngorok itu pada pasien nggak sadar, karena dia kehilangan kesadarannya untuk mengontrol otot lidahnya," paparnya.
Ia menambahkan, saat pasien tidak sadar lalu mendengkur, dr. Zakky meyakini hal tersebut jadi salah satu tanda sudah adanya gangguan tubuh yang mempengaruhi kinerja otak.
"Jadi berarti tandanya sudah ada gangguan sampai ke level otak, makanya dibilang ini jelek sekali kondisinya. Karena ngorok kehilangan kemampuan untuk mengontrol jalan napasnya," katanya.
Kondisi serupa juga terjadi apabila pasien kritis mengigau, yang umumnya jadi tanda otak kekurangan aliran oksigen. Gejala ini kata dr. Zakky bukan hanya menyebabkan tidak sadar berbicara melantur, tapi juga emosi yang luap seperti marah-marah, bahkan cenderung terus-menerus mengantuk.
Baca Juga: Belum Nikah Khairi Sudah Sebut Kiky Saputri Tidur Ngorok: Bisa Dihilangkan Gak Sih?
"Salah satunya bisa karena sumbatan pembuluh darahnya, bisa karena pompa jantungnya bermasalah, alirannya nggak oke, atau oksigen di paru bermasalah," ungkapnya.
Meski begitu, tanda pasien kritis dan mengigau bukan jadi tolok ukur utama kondisi kesehatan pasien. Bahkan pasien tetap berpeluang sembuh dan pulih, jika hasil pemeriksaan menunjukan fungsi tubuhnya mampu bekerja secara baik.
"Masih (berpeluang sembuh) jelas!," pungkas dr. Zakky.