Ia mencontohkan kondisi yang terjadi di Amerika Serikat, di mana setiap wanita berusia 40 tahun, haris menjalani mammografi dan skrining kanker payudara setiap tahunnya. Kemudian, setiap individu, pria dan wanita, pada usia 45 tahun, harus menjalani kolonoskopi untuk mendeteksi apakah ada kanker usus besar. Kemudian, dari hasil pemeriksaan tersebut, apa pun yang ditemukan, baik itu normal atau abnormal, maka dokter akan menentukan pemeriksaan selanjutnya.
"Jadi secara umum, kanker yang didiagnosis terlambat itu sulit diobati, tetapi kanker yang didiagnosis dini dapat disembuhkan," katanya menyimpulkan.
Tetap Sehat Meski Ada Sel Kanker di Dalam Tubuh, Mungkinkah?
Seperti diketahui, sel kanker punya potensi untuk kembali. Dan seringkali, sel kanker yang telah diangkat menjadi kambuh (kembali) dan menjadi agresif. Namun, berkat perkembangan teknologi, perawatan dan pengobatan kanker kini menjadi lebih terarah dan lebih cerdas.
"(Pengobatannya) dapat memengaruhi sel kanker, tetapi tidak memiliki banyak efek berbahaya pada pasien. Jadi, berbagai kanker kini berubah menjadi masalah kronis. Kita mungkin tidak dapat menyembuhkan semua orang, tetapi kita dapat membuat kanker lebih terkendali. Jadi, ada juga banyak fokus pada kualitas hidup, pada peningkatan cara pasien hidup dengan kanker, karena kita tahu bahwa kita tidak akan dapat menyembuhkan setiap kasus kanker," terang Sikander Ailawadhi.
Dengan kata lain, seseorang bisa tetap hidup menjalani hidup yang berkualitas meski ada sel kanker di dalam tubuhnya. Karena, menurut Sikander Ailawadhi, tujuan perawatan kanker saat ini adalah memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk menjaga sel kanker tetap tenang, atau memberikan imunoterapi yang ditargetkan, sehingga meskipun sel kanker dapat tetap ada, tetapi menjadi kondisi kronis dan tidak menyebabkan kerusakan agresif pada tubuh.
Beberapa jenis kanker mungkin memerlukan perawatan lanjutan untuk menjaga sel kanker tetap tenang, misal kanker payudara. Selain itu, Sikander Ailawadhi juga menegaskan bahwa diperlukan gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko kanker. Misalnya, berhenti merokok, olahraga yang cukup, pola makan yang sehat dan seimbang, serta batasi konsumsi alkohol.
"Jadi semua itu sangat penting, karena semua tindakan ini dapat mencegah penyakit, atau jika terjadi, jika kita mengobatinya, penyakit itu dapat dicegah agar tidak kambuh lagi dengan menjalani gaya hidup sehat ini," pungkasnya.
Kolaborasi Rumah Sakit di Indonesia dengan Mayo Clinic
Baca Juga: Beda Gejala Kanker Limfoma dan TBC, Semua Berawal dari Batuk?

Kemajuan perkembangan teknologi medis juga sudah terlihat di Indonesia. Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), yang merupakan salah satu rumah sakit di bawah naungan PT Pertamina Bina Medika IHC (IHC), menegaskan kembali komitmennya
dalam memberikan layanan kesehatan berstandar internasional lewat gelaran Simposium Internasional dengan tema "Frontiers in Breast Disease, Hematology, and Heart Failure Management: A Symposium on Excellence" pada 26 dan 27 September 2024.