Dokter Mayo Clinic Ungkap Perkembangan Terkini Pengobatan Kanker: Semakin Personal dengan Respons Lebih Baik

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 30 September 2024 | 17:46 WIB
Dokter Mayo Clinic Ungkap Perkembangan Terkini Pengobatan Kanker: Semakin Personal dengan Respons Lebih Baik
Ilustrasi pengobatan kanker (Pixabay/PDPics)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama ini, diagnosis kanker dianggap sebagai lonceng kematian. Sifat sel kanker yang bisa menyebar ke bagian tubuh mana pun, membuat penyakit ini cukup sulit disembuhkan. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, pengobatan kanker pun semakin canggih dan mumpuni, sehingga semakin banyak kasus yang bisa disembuhkan.

Sikander Ailawadhi, M.D., dokter Mayo Clinic, salah satu pusat medis terkemuka di dunia, mengatakan bahwa meski saat ini kanker banyak terjadi pada pasien yang berusia lebih muda, penanganannya jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Jadi, meski kasusnya semakin banyak ditemukan, pasien kanker umumnya bisa bertahan hidup lebih lama.

"Kini, masa depan perawatan kanker bukan hanya fokus pada mengembangkan teknologi baru dan teknologi canggih, tetapi bergerak ke arah perawatan yang lebih personal," kata Sikander Ailawadhi saat ditemui di acara "Frontiers in Breast Disease, Hematology, and Heart Failure Management: A Symposium on Excellence" yang berlangsung di Jakarta, Kamis (26/9/2024).

Menurutnya, beberapa pasien akan menunjukkan respons yang sangat baik terhadap satu perawatan tertentu, sementara kelompok pasien lain justru tidak merespons dengan baik.

Baca Juga: Beda Gejala Kanker Limfoma dan TBC, Semua Berawal dari Batuk?

"Jadi, yang kami lakukan dalam perawatan kanker adalah mencoba memahami siapa yang lebih mungkin merespons perawatan apa," katanya.

Lebih lanjut Sikander Ailawadhi mengatakan bahwa anggapan bahwa setiap kanker harus ditangani dengan kemoterapi atau radioterapi, kini sudah tidak berlaku lagi. Menurutnya, karena tidak ada gunanya memberikan pengobatan kanker yang belum tentu direspons oleh tubuh pasien. Sehingga, ia menekankan, akan lebih baik jika dokter memahami pasien terlebih dahulu dan mencari tahu perawatan mana yang ditanggapi oleh tubuhnya. Inilah yang disebutnya sebagai pendekatan yang sangat personal.

Pentingnya Deteksi Dini

Perkembangan teknologi medis saat ini memungkinkan setiap sel kanker dideteksi lebih dini. Menurut Sikander Ailawadhi, semakin awal kanker ditemukan, semakin besar kemungkinan nyawa Anda terselamatkan.

"Saat ini, ada beberapa kanker yang sudah memiliki standar pemeriksaan deteksi dini, seperti kanker usus besar, kanker payudara, kanker prostat, kanker serviks, dan beberapa jenis kanker paru-paru," kata Sikander Ailawadhi.

Baca Juga: AstraZeneca Luncurkan Kampanye #AndHerTogether Perkenalkan Kanker Payudara HER2-Rendah

"Jika kanker payudara atau kanker usus besar didiagnosis lebih awal, kita dapat mengangkatnya, dan dalam banyak kasus, kita bahkan tidak memerlukan kemoterapi. Kita bahkan tidak memerlukan operasi agresif. Namun jika kita terlambat, kanker dapat menyebar dan mengendalikannya menjadi sulit," tambahnya lagi.

Ia mencontohkan kondisi yang terjadi di Amerika Serikat, di mana setiap wanita berusia 40 tahun, haris menjalani mammografi dan skrining kanker payudara setiap tahunnya. Kemudian, setiap individu, pria dan wanita, pada usia 45 tahun, harus menjalani kolonoskopi untuk mendeteksi apakah ada kanker usus besar. Kemudian, dari hasil pemeriksaan tersebut, apa pun yang ditemukan, baik itu normal atau abnormal, maka dokter akan menentukan pemeriksaan selanjutnya.

"Jadi secara umum, kanker yang didiagnosis terlambat itu sulit diobati, tetapi kanker yang didiagnosis dini dapat disembuhkan," katanya menyimpulkan.

Tetap Sehat Meski Ada Sel Kanker di Dalam Tubuh, Mungkinkah?

Seperti diketahui, sel kanker punya potensi untuk kembali. Dan seringkali, sel kanker yang telah diangkat menjadi kambuh (kembali) dan menjadi agresif. Namun, berkat perkembangan teknologi, perawatan dan pengobatan kanker kini menjadi lebih terarah dan lebih cerdas.

"(Pengobatannya) dapat memengaruhi sel kanker, tetapi tidak memiliki banyak efek berbahaya pada pasien. Jadi, berbagai kanker kini berubah menjadi masalah kronis. Kita mungkin tidak dapat menyembuhkan semua orang, tetapi kita dapat membuat kanker lebih terkendali. Jadi, ada juga banyak fokus pada kualitas hidup, pada peningkatan cara pasien hidup dengan kanker, karena kita tahu bahwa kita tidak akan dapat menyembuhkan setiap kasus kanker," terang Sikander Ailawadhi.

Dengan kata lain, seseorang bisa tetap hidup menjalani hidup yang berkualitas meski ada sel kanker di dalam tubuhnya. Karena, menurut Sikander Ailawadhi, tujuan perawatan kanker saat ini adalah memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk menjaga sel kanker tetap tenang, atau memberikan imunoterapi yang ditargetkan, sehingga meskipun sel kanker dapat tetap ada, tetapi menjadi kondisi kronis dan tidak menyebabkan kerusakan agresif pada tubuh.

Beberapa jenis kanker mungkin memerlukan perawatan lanjutan untuk menjaga sel kanker tetap tenang, misal kanker payudara. Selain itu, Sikander Ailawadhi juga menegaskan bahwa diperlukan gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko kanker. Misalnya, berhenti merokok, olahraga yang cukup, pola makan yang sehat dan seimbang, serta batasi konsumsi alkohol.

"Jadi semua itu sangat penting, karena semua tindakan ini dapat mencegah penyakit, atau jika terjadi, jika kita mengobatinya, penyakit itu dapat dicegah agar tidak kambuh lagi dengan menjalani gaya hidup sehat ini," pungkasnya.

Kolaborasi Rumah Sakit di Indonesia dengan Mayo Clinic

Simposium Internasional RSPP dan Mayo Clinic. (Suara.com/Vania)
Simposium Internasional RSPP dan Mayo Clinic. (Suara.com/Vania)

Kemajuan perkembangan teknologi medis juga sudah terlihat di Indonesia. Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), yang merupakan salah satu rumah sakit di bawah naungan PT Pertamina Bina Medika IHC (IHC), menegaskan kembali komitmennya
dalam memberikan layanan kesehatan berstandar internasional lewat gelaran Simposium Internasional dengan tema "Frontiers in Breast Disease, Hematology, and Heart Failure Management: A Symposium on Excellence" pada 26 dan 27 September 2024.

Simposium ini menandai satu tahun kolaborasi antara IHC RSPP dan Mayo Clinic, setelah RSPP secara resmi menjadi anggota pertama Mayo Clinic Care Network (MCCN) di Indonesia pada tahun 2023. Keanggotaan ini merupakan pencapaian besar dan memberikan tanggung jawab kepada RSPP untuk menjaga standar internasional dalam layanan medis, serta menjadi katalisator untuk perbaikan berkelanjutan, inovasi, dan penelitian kesehatan.

Para ahli dari Mayo Clinic hadir di simposium ini untuk berbagi wawasan terbaru dan praktik terbaik dalam penanganan kanker payudara, hematologi, dan gagal jantung, yang menjadi fokus simposium tahun ini.

Beberapa ahli terkemuka yang berpartisipasi antara lain James W. Jakub, M.D., yang membahas Breast Cancer Surgical Oncology, Saranya Chumsuri, M.D., yang mempresentasikan sesi Breast Cancer Medical Oncology, Sikander Ailawadhi, M.D., yang berbicara tentang topik Hematology Medical Oncology, dan Robert P. Frantz, M.D., yang membahas Heart Failure.

Dr. Lia Partakusuma, selaku Plt. Direktur Utama IHC, menyampaikan bahwa dengan bergabungnya RSPP yang merupakan bagian dari jejaring RS BUMN, menjadi anggota MCCN, diharapkan dapat mendukung ketahanan kesehatan di Indonesia. Dengan berbagai pengetahuan tentang standar pelayanan internasional yang diperoleh, diharapkan RS dan Klinik jejaring IHC lainnya juga dapat memanfaatkan pengetahuan dan teknologi terkini sehingga membawa dampak yang baik bagi masyarakat Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI