Suara.com - Penggunaan hidrokuinon dengan kadar tinggi dinilai dapat menyebabkan efek jangka panjang, salah satunya potensi kanker.
Hal ini dikatakan oleh dokter spesialis kulit dan kelamin dari Universitas Indonesia dr. Adhimukti T. Sampurna Sp.KK, melansir Antara, Senin (30/9/2024).
"Efek jangka panjang hiperpigmentasi paradoks (ochronosis eksogen), risiko toksisitas (keracunan) dan risiko atau potensi kanker," kata Adhi.
Dirinya menekankan bahwa batas maksimal hidrokuinon dalam produk skincare adalah 2 persen, namun tetap tidak boleh digunakan dalam jangka panjang dan harus dalam pengawasan dokter.
Sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi sampai empat persen atau lebih, biasanya hanya diberikan melalui resep dokter.
Bahan hidrokuinon biasanya digunakan dalam produk perawatan kulit atau skincare untuk tujuan mencerahkan kulit dan menghilangkan flek hitam.
"Hidrokuinon bekerja dengan cara menghambat enzim yang berperan dalam produksi melanin, yaitu pigmen yang memberikan warna pada kulit. Produksi melanin menurun, membantu menyamarkan atau menghilangkan hiperpigmentasi," ujarnya.
Skincare dengan kandungan hidrokuinon juga biasanya memberi efek pada kulit seperti menghilangkan bintik hitam, melasma atau bercak abu-abu pada pipi, bekas jerawat atau flek akibat pajanan sinar UV matahari.
Namun, penggunaan hidrokuinon dalam jangka waktu tertentu dapat memberikan efek negatif pada wajah, terlebih jika kadarnya berlebihan.
Dalam jangka pendek, kata Adhi, kulit bisa menjadi iritasi, kemerahan atau menjadi lebih sensitif terhadap paparan sinar matahari.
"Penggunaan hidrokuinon jangka pendek yaitu iritasi kulit, kemerahan, kulit kering mengelupas, peningkatan sensitivitas terhadap sinar UV matahari, dermatitis kontak alergik," ucapnya.
Oleh karena itu, penting untuk mencari skincare yang aman dan tidak memiliki kandungan hidrokuinon. Ciri produk dengan hidrokuinon yang bisa diperhatikan adalah bila dibiarkan dalam udara luar menjadi reaksi teroksidasi kemudian warnanya berubah kecoklatan.