Prof. Tjandra menekankan pentingnya menempatkan kesehatan sebagai bagian integral dari setiap rencana pembangunan, sehingga tidak ada kontradiksi antara kemajuan ekonomi dan kesehatan masyarakat.
3. Penegakan Hukum yang Tegas terkait Pencemaran Udara
Pemerintah harus tegas dalam mengimplementasikan regulasi mengenai polusi udara, baik di lingkungan luar ruangan maupun dalam ruangan. Salah satu sumber polusi dalam ruangan yang sering diabaikan adalah asap rokok pasif.
Aturan ketat terkait merokok di ruang publik harus diterapkan secara konsisten untuk melindungi kesehatan masyarakat. Hanya dengan penegakan hukum yang tegas, upaya menciptakan lingkungan bebas polusi dapat terealisasi.
4. Peningkatan Ruang Terbuka Hijau
Penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) lebih banyak harus menjadi prioritas. RTH tidak hanya berfungsi sebagai paru-paru kota yang menyaring polutan, tetapi juga sebagai tempat bagi warga beraktivitas fisik di udara yang lebih bersih. Ruang ini juga dapat menjadi simbol dari komitmen pemerintah dalam memberikan akses bagi warganya untuk menikmati lingkungan yang sehat.
5. Peningkatan Layanan Kesehatan Paru
Untuk mendukung kesehatan paru masyarakat, pemerintah perlu mengembangkan layanan kesehatan yang terintegrasi, dari promotif, preventif, hingga kuratif. Ini termasuk penyediaan fasilitas deteksi dini penyakit paru dan gangguan pernapasan, pemeriksaan fungsi paru, serta pengobatan penyakit paru dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Selain itu, penting pula untuk memperhatikan pendidikan dan pengembangan dokter spesialis paru, serta tenaga kesehatan lainnya, yang akan bertugas di berbagai tingkat layanan kesehatan.
Baca Juga: Cek Fakta: Dokter Zaidul Akbar Sebut Air Kelapa Dapat Membersihkan Lendir di Paru-Paru
Tantangan dan Harapan di Era Pemerintahan Baru