![[Kiri-kanan]: dr. Budhy Widjojo, Head of Medical Affairs, PT Takeda Innovative Medicines; Derek Wallace, President of Global Vaccine Business Unit Takeda; Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI; dan Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines; berfoto bersama dalam acara Diskusi Media bertajuk “Kepemimpinan Indonesia dalam Pencegahan dan Penanggulangan DBD” yang berlangsung pada di Jakarta, Kamis, 19 September 2024.](https://media.suara.com/pictures/original/2024/09/21/20202-diskusi-kesehatan.jpg)
Oleh karena itu Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht berpendapat semua pihak perlu berperan aktif dalam mencegah DBD untuk membuat perubahan.
“Pencegahan adalah kunci melawan DBD. Ada tiga langkah yang bisa kita lakukan bersama-sama yaitu mengedukasi diri sendiri dan orang lain seputar DBD serta pencegahannya, mengendalikan nyamuk dengan 3M Plus, dan terakhir memanfaatkan metode pencegahan yang inovatif seperti vaksin DBD. Bersama-sama kita bisa membuat perbedaan,” terangnya.
Oleh karena itu Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis, PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Anggraini Alam, SpA(K) mengatakan, masyarakat perlu mengenal tanda dan gejala dengue.
"Ada tiga fase dalam perjalanan penyakit dengue selama tujuh hari, yang meliputi fase demam, fase kritis, dan pemulihan," jelasnya.
Fase kritis ditandai dengan turunnya demam. Apabila ada salah satu saja tanda bahaya, seperti nyeri perut hebat, muntah-muntah, perdarahan, lemah atau gelisah; harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
“Hingga saat ini, belum ada obat khusus untuk mengobati dengue, sehingga pencegahan menjadi krusial. Upaya ini harus dimulai dari tingkat terkecil yaitu diri sendiri dan keluarga,” imbuh perempuan yang akrab disapa dr. Anggi ini.
Gerakan 3M Plus dan vaksinasi, sambung dia, adalah langkah penting untuk melindungi keluarga dari ancaman dengue.
Namun, untuk mencapai perlindungan yang optimal, seseorang perlu mendapatkan dosis vaksin dengue sesuai yang direkomendasikan dokter.
“Dengan begitu, risiko keparahan dan rawat inap akibat dengue dapat berkurang secara signifikan. Meskipun anak adalah yang paling rentan terjangkit, tetapi remaja dan dewasa tetap perlu perlindungan karena penyebaran virus dengue tidak terbatas usia, di mana seseorang tinggal, serta gaya hidup mereka," jelasnya.
Dengan kepemimpinan Indonesia yang nyata dalam penanggulangan DBD, Takeda berkomitmen untuk terus mendukung program pemerintah melalui inovasi pencegahan dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Baca Juga: 3 Cara Cegah DBD, Harus Dilakukan Ibu di Rumah
"Kami akan membawa strategi dan inisiatif pencegahan DBD yang dijalankan di Indonesia sebagai salah satu pembelajaran untuk memformulasikan penanganan DBD yang lebih baik demi menciptakan masa depan yang lebih sehat dan bebas dari ancaman DBD," tutup Derek.