3 Tanda Haid Berbahaya dan Berisiko Tumor Rahim, Perempuan Harus Cek!

Selasa, 17 September 2024 | 12:28 WIB
3 Tanda Haid Berbahaya dan Berisiko Tumor Rahim, Perempuan Harus Cek!
Ilustrasi Tanda Haid Berbahaya dan Berisiko Tumor Rahim. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak perempuan kerap mengalami sakit perut parah saat haid. Gejala ini sebaiknya tidak dianggap sepele, karena bisa saja merupakan pertanda adanya sesuatu yang tak biasa di dalam rahim, seperti miom atau tumor jinak di rahim.

Spesialis Kandungan dan Kebidanan Mitra Keluarga Kelapa Gading, dr. Boy Abidin Sp.OG, Subsp.(K) FER mengatakan ada 3 tanda haid berbahaya yang perlu diwaspadai perempuan setiap datang bulan.

Tanda ini, menurut dr. Boy, perlu diperiksa sejak awal, untuk mencegah bila berpotensi terdapat miom maka bisa segera ditangani sebelum membesar dan sangat menganggu, seperti rasa nyeri yang hebat.

"Lalu miom udah gede banget, segede semangka, itu sudah sangat menganggu. Tapi kalau itu masih berukuran 1 hingga 2 centimeter, nggak harus langsung operasi, bisa dengan suntikan, atau kita berikan upaya pencegahan supaya miom tidak membesar," ujar dr. Boy dalam acara pembukaan poli baru di Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (9/9/2024).

Baca Juga: Hukum Wanita Haid Mengganti Sholat

Berikut ini 3 tanda haid berbahaya yang perlu diwaspadai:

1. Jarak periode haid

Menurut dr. Boy, siklus haid yang normal terjadi berselang 21 hingga 35 hari sejak hari pertama keluarnya darah menuju siklus berikutnya.

"Menstruasi itu antara 28 hari bisa kurang dari 7 hari atau lebih dari 7 hari. Jadi bisa 21 bisa 35, kalau masih dalam range itu kita anggap itu siklus yang normal," jelas dr. Boy.

2. Lama waktu haid

Baca Juga: Bolehkah Wanita Haid Masuk Masjid? Ini Hukumnya

Dokter yang tergabung dalam layanan di Women’s Health and Wellness Clinic Mitra Keluarga Kelapa Gading ini juga mengingatkan perempuan harus memperhatikan berapa lama darah haid keluar. Kata dr. Boy, normalnya antara 3 hingga 10 hari, apabila kurang dari itu, bisa dianggap bermasalah.

"Kalau dia kurang dari 2 hari, cuma sehari doang kita anggap ada masalah dengan haidnya. Kalau lebih dari 10 hari bahkan lebih dari 2 minggu, itu ada masalah dengan haidnya," jelasnya.

3. Jumlah, bentuk dan warna darah di pembalut

Tanda ini juga kata dr. Boy sebaiknya tidak diabaikan, karena normalnya jumlah darah haid berkisar antara 3 hingga 5 pembalut per hari. Jika terlalu sedikit, maka bisa dianggap sebagai flek semata dan itu perlu diwaspadai.

"Kalau lebih dari 5 pembalut, apalagi bergumpal-gumpal. Ini kaitannya dengan darah haid, jadi kita harus curiga ini ada sesuatu yang menyebabkan haid berlebihan," paparnya.

"Kalau bergumpal-gumpal, ya tadi warnanya lebih gelap, lebih hitam, kemudian ada kayak puding atau agar-agar, itu curiga ada miom yang bisa menyebabkan jumlah darah haid berlebihan," sambung dr. Boy.

COO Mitra Keluarga, dr. Nurvantina Pandina yang baru saja meluncurkan layanan Little Stars Pediatric Clinic, Advanced Digestive Care hingga Women’s Health and Wellness Clinic mengingatkan penting lakukan deteksi dini untuk mencegah sakit parah, khususnya untuk perempuan yang perannya sangat vital dalam keluarga.

"Jadi masyarakat atau keluarga yang mengalami keluhan, itu bisa secepatnya datang untuk berkonsultasi sehingga bisa dilakukan deteksi dini dan segera ditangani, sebelum dalam kondisi berat, itulah kenapa medical check up penting. Kami anggap ibu itu adalah tulang punggung keluarga, semua urusan di rumah kalau ibu sakit macet," ungkap dr. Nurvantina.

Sehingga dari sederet tanda haid berbahaya inilah yang menurut dr. Boy, para perempuan tidak mengabaikannya dan untuk segera melakukan pemeriksaan seawal mungkin. Ia juga menambahkan ada baiknya, memeriksakan kondisi tersebut dalam layanan satu atap agar dapat pemeriksaan lengkap dari berbagai dokter spesialis.

"Jadi kita bertiga, dokter bedah, dokter kandungan, dan penyakit dalam ini selalu berkomunikasi untuk menegakkan diagnosa dan untuk melanjutkan pengelolaan terbaiknya," pungkas dr. Boy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI