Rentan Dialami Perempuan, Apa Itu Penyakit Degeneratif pada Sistem Muskuloskeletal?

Ririn Indriani Suara.Com
Minggu, 15 September 2024 | 14:34 WIB
Rentan Dialami Perempuan, Apa Itu Penyakit Degeneratif pada Sistem Muskuloskeletal?
Ilustrasi nyeri punggung atau tulang belakang. (Pexels/Karolina Grabowska)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit degeneratif pada Sistem Muskuloskeletal adalah penyakit tidak menular yang terjadi akibat penurunan fungsi organ tubuh dan penuaan yang berkaitan dengan otot dan tulang.

Dokter Ajiantoro, SpOT (K), Spine, dari Brawijaya Hospital Depok menjelaskan bila penyakit degeneratif pada Sistem Muskuloskeletal dibiarkan dalam jangka panjang tanpa pengobatan atau penanganan yang tepat, maka jaringan muskuloskeletal lama-kelamaan mati. 

"Akibatnya, kekuatan tulang dan otot akan menurun, mobilitas sendi pun berkurang dan menimbulkan nyeri saat digerakkan," jelasnya di acara Talk Show Partnership Gathering bertema "Penyakit Degeneratif pada Sistem Muskuloskeletal" yang dihelat oleh Brawijaya Hospital Depok di Jakarta, Kamis (12/9/2024).

Lebih lanjut dr. Ajiantoro menuturkan bahwa penyakit degeneratif pada Sistem Muskuloskeletal biasanya dialami oleh pasien berusia di atas 50 tahun, dimana yang paling rentan adalah perempuan.

"Mengapa perempuan? Karena perempuan mengalami menopause yang merupakan salah satu bagian dari perubahan degeneratif," jelasnya. 

Baca Juga: Silsilah Keluarga Reza Rahadian, Cucu Pejuang Perempuan yang Dijuluki Belanda Hitam

Berbicara soal gangguan atau perubahan pada struktur tulang akibat proses penuaan, dr. Ajiantoro menuturkan, ada tiga tulang yang paling rentan, yaitu tulang belakang, lutut dan tulang panggul.

"Dari ketiga tulang itu, tulang belakang yang paling sering mengalami gangguan, sekitar 80%. Ini dapat kita lihat dari banyaknya orang yang usianya semakin menua, lama-kelamaan jalannya bungkuk," jelasnya.

Nah, kasus jalan bungkuk pada lanjut usia (lansia), tambah dr. Ajiantoro, lagi-lagi kaum perempuan yang banyak mengalaminya.

Punggung bungkuk akibat penyakit degeneratif ini terjadi lantaran berbagai faktor, seperti radang sendi (artritis) dan osteoporosis.

"Selain punggung bungkuk, gangguan tulang lainnya yang bisa dialami akibat degeneratif adalah tulang bergeser, bantalan tulang menipis, nyeri punggung bagian bawah, saraf terjepit dan skoliosis," imbuhnya.

Untuk itulah sangat penting melakukan pencegahan dan perawatan yang tepat untuk meminimalisasi risiko seiring bertambahnya usia.

Baca Juga: Jennifer Jill Salahkan Melaney Ricardo Gegara Didatangi Petugas Pajak: Perempuan Gila

Ilustrasi sakit pinggang (Freepik.com)
Ilustrasi nyeri pinggang, salah satu risiko yang bisa dialami oleh orang yang mengalami proses degeneratif pada Sistem Muskuloskeletal. (Freepik.com)

Lantas langkah-langkah pencegahan apa saja yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi risiko penyakit degeneratif pada Sistem Muskuloskeletal?

Berikut penjelasan dari dr. Ajiantoro, SpOT (K), Spine:

1. Gaya Hidup Sehat
Gaya hidup sehat sangat penting untuk mencegah penyakit degeneratif.

Menerapkan pola makan sehat dengan gizi seimbang diimbangi dengan olahraga teratur dan terukur dapat membantu tak hanya menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, tetapi juga mencegah obesitas.

"Menggabungkan kegiatan fisik dengan pola makan sehat merupakan cara tepat untuk mencegah penyakit degeneratif," jelasnya.

2. Pemeriksaan Kesehatan (Deteksi Dini)
Pemeriksaan Kesehatan secara berkala merupakan langkah preventif untuk mendeteksi penyakit degeneratif sejak dini.

Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, termasuk pemeriksaan darah, tes gula darah, tes tekanan darah, serta pemeriksaan kesehatan tulang, dapat membantu mendeteksi adanya masalah kesehatan sejak dini.

Dengan deteksi dini, pengobatan dan perawatan dapat segera dilakukan, mengurangi risiko komplikasi yang lebih serius.

3. Hindari Faktor Risiko
Hindari faktor risiko yang bisa memicu penyakit degenerative, seperti kebiasaan merokok, minuman beralkohol, mengelola stres dapat mencegah penyakit jantung, gangguan pembuluh darah, serta meminimalkan risiko osteoporosis.

"Selain itu, menjaga berat badan ideal, tekanan darah, dan mengendalikan kadar gula darah juga sangat penting untuk mengurangi risiko penyakit degeneratif," tambah dr. Ajiantoro.

Ia juga berpesan untuk menyempatkan waktu tubuh terpapar sinar matahari pagi agar mendapatkan vitamin D yang baik bagi kesehatan tulang.

"Sinar matahari pagi yang baik bagi tulang sekitar jam 8.00 hingga 9.00 WIB untuk mendapatkan vitamin D. Ini efektif untuk usia produktif. Kalau di usia yang sudah mengalami proses degeneratif, dimana estrogen sudah tidak ada, berjemur saja tidak cukup," ungkapnya.

Sayangnya, di zaman modern seperti sekarang, sambung dr. Ajiantoro, banyak orang di usia produktif pun sangat jarang terpapar sinar matahari pagi, karena kebanyakan sudah berada di sekolah, kantor atau ruang tertutup ber-AC.

"Ini yang menyebabkan risiko pengeroposan tulang atau osteoporosis semakin banyak dialami oleh orang yang usia-nya belum memasuki lansia," bebernya.

Belum lagi gaya hidup malas bergerak (sedentary) yang ditandai duduk terlalu lama di depan komputer, menonton TV atau bermain game yang cenderung semakin banyak dilakukan masyarakat terutama di perkotaan berpengaruh buruk pada kesehatan, termasuk otot dan tulang.

Untuk itulah sebisa mungkin luangkan waktu agar tubuh terpapar sinar matahari pagi secara teratur diimbangi dengan pola makan sehat dengan gizi seimbang dan rutin olahraga.

"Nah, bila terasa ada gangguan pada otot dan tulang, terlebih mengalami trauma seperti nyeri, tiba-tiba sakit punggung, nggak bisa jalan atau tulang bergeser, terutama karena kecelakaan di tempat kerja atau saat berkendara, harus segera ke dokter," sarannya.

Partnership Gathering Brawijaya Hospital Depok yang dihadiri oleh Direktur Operasional Brawijaya Hospital Depok, drg. Pretty Kristanti Dewi, MARS, menggelar talkshow bertema: "Penyakit Degeneratif Pada Muskuloskeletal" yang diulas oleh dr. Ajiantoro, SpOT (K), Spine: "Rhinosinusitis" oleh dr. Fezzan Athama Fuadi, SpTHT-BKL,FICS: Serta "Terapi Hemoroid Terkini" yang diulas oleh dr. Ghany Hendra Wijaya, SpB, FICS di Jakarta, Kamis (12/9/2024).
Partnership Gathering Brawijaya Hospital Depok yang dihadiri oleh Direktur Operasional Brawijaya Hospital Depok, drg. Pretty Kristanti Dewi, MARS, menggelar talkshow bertema: "Penyakit Degeneratif Pada Muskuloskeletal" yang diulas oleh dr. Ajiantoro, SpOT (K), Spine: "Rhinosinusitis" oleh dr. Fezzan Athama Fuadi, SpTHT-BKL,FICS: Serta "Terapi Hemoroid Terkini" yang diulas oleh dr. Ghany Hendra Wijaya, SpB, FICS di Jakarta, Kamis (12/9/2024).

Berbicara soal kasus trauma akibat kecelakaan di tempat kerja dan kecelakaan saat berkendara, memanag banyak di alami oleh masyarakat contohnya yang berada di wilayah perbatasan Depok - Sawangan - Parung.

Chief Operating Officer of Brawijaya Healthcare Group, Rima Fatmasari menjelaskan di wilayah perbatasan tersebut, selain banyak jalan antar luar kota dan tol, juga pabrik-pabrik.

"Nggak heran kalau kasus trauma akibat kecelakaan berkendara dan di tempat kerja cukup tinggi di wilayah perbatasan tersebut, tetapi sayangnya akses layanan kesehatannya masih sulit. Itulah yang membuat kami membuka rumah sakit umum di sana untuk melayani melayani masyarakat sekitar," jelasnya.

Beranjak dari kondisi itu pula rumah sakit tersebut menyadari pentingnya kolaborasi dengan kalangan industri kesehatan, asuransi, perusahaan dan lainnya agar dapat memberi layanan kesehatan secara maksimal bagi masyarakat.

"Partners Gathering yang dihadiri oleh berbagai mitra strategis ini bertujuan untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan para mitra demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat," jelas Direktur Operasional Brawijaya Hospital Depok, drg. Pretty Kristanti Dewi, MARS, di kesempatan yang sama.

Selain mengangkat tema "Penyakit Degeneratif Pada Muskuloskeletal", di acara Partners Gathering tersebut digelar pula talk show bertajuk "Rhinosinusitis" yang diulas oleh dr. Fezzan Athama Fuadi, SpTHT-BKL,FICS, serta "Terapi Hemoroid Terkini" yang diulas oleh dr. Ghany Hendra Wijaya, SpB, FICS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI