Mitos Penderita Cacar, Benarkah Dilarang Mandi?

Riki Chandra Suara.Com
Jum'at, 30 Agustus 2024 | 18:39 WIB
Mitos Penderita Cacar, Benarkah Dilarang Mandi?
Ilustrasi cacar monyet. [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), Dr. Hanny Nilasari, mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan diri, termasuk mandi rutin dua kali sehari, walau sedang menderita penyakit cacar.

Imbauan ini penting untuk mencegah penyebaran infeksi dan menjaga kebersihan tubuh. Penyakit cacar seringkali dibarengi dengan berbagai mitos yang membuat penderita ragu untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti mandi.

Dr. Hanny menegaskan, penderita cacar tetap harus menjaga kebersihan dengan mandi pagi dan sore, serta menggunakan obat oles yang diresepkan oleh dokter. Langkah ini penting untuk mencegah infeksi menyebar dan meluas.

Selain mandi, Hanny juga menekankan pentingnya tidak menggaruk lesi kulit yang muncul akibat cacar. Luka besar dan terbuka sebaiknya ditutup dengan kain kasa untuk mencegah kontaminasi barang di sekitar. Kebersihan tangan dan kuku juga harus dijaga agar tidak memperparah kondisi.

Dalam penjelasannya, Hanny juga mengingatkan bahwa seseorang yang pernah terkena penyakit cacar tetap memiliki risiko untuk terpapar kembali, terutama bagi mereka yang memiliki imunitas rendah seperti penderita penyakit kulit yang luas, autoimun, atau HIV. Oleh karena itu, menjaga kesehatan dan kebersihan diri tetap menjadi prioritas.

Terkait dengan penyebaran virus cacar monyet atau monkeypox (Mpox), Hanny menyarankan masyarakat untuk segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala infeksi kulit.

"Jika infeksi Mpox yang dialami tergolong ringan, dokter akan menyarankan isolasi mandiri di rumah dengan pemantauan rutin. Penting juga untuk memastikan rumah memungkinkan untuk isolasi mandiri dan meminimalisir kontak dengan anggota keluarga lainnya," katanya, dikutip dari Antara, Jumat (30/8/2024).

Selama isolasi, pasien harus tetap berkomunikasi dengan tenaga kesehatan untuk melaporkan kondisi kesehatannya. Pemeriksaan komprehensif oleh dokter dan pemeriksaan laboratorium akan memastikan diagnosis dan penanganan yang tepat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI