Suara.com - Penyebaran penyakit Mpox alias monkeypox semakin meresahkan masyarakat, setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutya sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) baru-baru ini. Salah satu pembahasan yang sering ditanyakan apakah vaksin Mpox mampu memberikan perlindungan terbaik?
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan jika saat ini Mpox mendapat perhatian serius karena varian clade 1B yang lebih berbahaya dibandingkan clade 2 yang beredar tahun lalu. Clade 1B yang awalnya terbatas di Afrika, kini telah menyebar ke berbagai negara, termasuk Swedia dan Thailand, sebagaimana dilaporkan pada Kamis, 22 Agustus 2024.
"Esok harinya, Jumat 23 Agustus 2024 WHO mengeluarkan Publikasi dalam Weekly Epidemiological Record yang menyampaikan 'position paper' tentang vaksin Smallpox and mpox (orthopoxviruses), yang perlu kita pahami sebelum mengambil kebijakan penggunaan vaksin di negara kita," terangnya ke Suara.com, ditulis Senin (26/8/2024).
Prof Tjandra menjelaskan ada empat generasi vaksin yang digunakan untuk melawan penyakit ini, yakni:
Vaksin Generasi Pertama: Vaksin smallpox yang digunakan secara luas pada tahun 1950 hingga 1970-an, saat dunia berupaya mengeradikasi cacar. Vaksin ini dikembangkan dari galur seperti “New York City Board of Health (NYCBH)” dan “Lister strains” yang dikultivasi dari kulit binatang.
Vaksin Generasi Kedua: Seperti ACAM2000, yang menggunakan galur yang sama dengan generasi pertama, tetapi diproduksi di kultur jaringan sel untuk meningkatkan keamanan.
Vaksin Generasi Ketiga: Vaksin ini lebih diatenuasi dan dibentuk melalui proses lanjutan pada kultur sel dan hewan, meningkatkan keamanan. Contohnya adalah vaccinia strain LC16m8 yang diproduksi di Jepang.
Vaksin Generasi Keempat: Dikenal dengan VacΔ6 atau OrthopoxVac, generasi terbaru ini melibatkan modifikasi genom vaccinia virus, dengan menghapus materi genetik yang berhubungan dengan virulensi. Selain itu, pengembangan vaksin berbasis mRNA seperti yang digunakan pada COVID-19 juga sedang berlangsung.
Beberapa vaksin telah mendapatkan persetujuan di berbagai negara untuk digunakan melawan mpox. Vaksin MVA-BN disetujui di Amerika Serikat dan Kanada pada tahun 2019, serta di Uni Eropa pada Juli 2022, meskipun beberapa masih dalam status “emergency use”. Di Jepang, vaksin LC16m8 mendapatkan lisensi pada Agustus 2022 untuk pencegahan mpox.
Baca Juga: Darurat Global dan Sudah Masuk Indonesia, Apa Saja Gejala Monkeypox?
Untuk Indonesia, pria yang juga Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini menyebut masih menunggu kebijakan pemerintah.