Pakar Beberkan Fakta Vaksin Mpox, Beneran Ampuh Cegah Penyakit?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 26 Agustus 2024 | 15:20 WIB
Pakar Beberkan Fakta Vaksin Mpox, Beneran Ampuh Cegah Penyakit?
ilustrasi cacar monyet alias monkeypox. (Dok. Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyebaran penyakit Mpox alias monkeypox semakin meresahkan masyarakat, setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutya sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) baru-baru ini. Salah satu pembahasan yang sering ditanyakan apakah vaksin Mpox mampu memberikan perlindungan terbaik?

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan jika saat ini Mpox mendapat perhatian serius karena varian clade 1B yang lebih berbahaya dibandingkan clade 2 yang beredar tahun lalu. Clade 1B yang awalnya terbatas di Afrika, kini telah menyebar ke berbagai negara, termasuk Swedia dan Thailand, sebagaimana dilaporkan pada Kamis, 22 Agustus 2024.

"Esok harinya, Jumat 23 Agustus 2024 WHO mengeluarkan Publikasi dalam Weekly Epidemiological Record yang menyampaikan 'position paper' tentang vaksin Smallpox and mpox (orthopoxviruses), yang perlu kita pahami sebelum mengambil kebijakan penggunaan vaksin di negara kita," terangnya ke Suara.com, ditulis Senin (26/8/2024).

Prof Tjandra menjelaskan ada empat generasi vaksin yang digunakan untuk melawan penyakit ini, yakni:

Baca Juga: Darurat Global dan Sudah Masuk Indonesia, Apa Saja Gejala Monkeypox?

Vaksin Generasi Pertama: Vaksin smallpox yang digunakan secara luas pada tahun 1950 hingga 1970-an, saat dunia berupaya mengeradikasi cacar. Vaksin ini dikembangkan dari galur seperti “New York City Board of Health (NYCBH)” dan “Lister strains” yang dikultivasi dari kulit binatang.

Vaksin Generasi Kedua: Seperti ACAM2000, yang menggunakan galur yang sama dengan generasi pertama, tetapi diproduksi di kultur jaringan sel untuk meningkatkan keamanan.

Vaksin Generasi Ketiga: Vaksin ini lebih diatenuasi dan dibentuk melalui proses lanjutan pada kultur sel dan hewan, meningkatkan keamanan. Contohnya adalah vaccinia strain LC16m8 yang diproduksi di Jepang.

Vaksin Generasi Keempat: Dikenal dengan VacΔ6 atau OrthopoxVac, generasi terbaru ini melibatkan modifikasi genom vaccinia virus, dengan menghapus materi genetik yang berhubungan dengan virulensi. Selain itu, pengembangan vaksin berbasis mRNA seperti yang digunakan pada COVID-19 juga sedang berlangsung.

Beberapa vaksin telah mendapatkan persetujuan di berbagai negara untuk digunakan melawan mpox. Vaksin MVA-BN disetujui di Amerika Serikat dan Kanada pada tahun 2019, serta di Uni Eropa pada Juli 2022, meskipun beberapa masih dalam status “emergency use”. Di Jepang, vaksin LC16m8 mendapatkan lisensi pada Agustus 2022 untuk pencegahan mpox.

Baca Juga: 4 Cara Sederhana Agar Kita Terhindar dari Penyakit Cacar Monyet

Untuk Indonesia, pria yang juga Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini menyebut masih menunggu kebijakan pemerintah.

"Kita tunggu kebijakan pemerintah tentang bagaimana program vaksinasi Mpox yang direncanakan di negara kita, dan bagaimana pelaksanaannya di lapangan," tuturnya.

5 Fakta Seputar Mpox yang Wajib Diketahui

1. Apa Itu Mpox?

Mpox, sebelumnya dikenal sebagai monkeypox, adalah penyakit viral yang bisa menyebar antar manusia, terutama melalui kontak dekat. Virus ini juga bisa menular dari lingkungan ke manusia melalui benda atau permukaan yang telah disentuh oleh penderita mpox.

2. Asal Usul Virus Mpox

Virus ini pertama kali ditemukan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970. Namun, sayangnya, mpox sering kali diabaikan di sana. Kini, WHO menegaskan perlunya tindakan cepat agar sejarah kelam penyakit menular ini tidak terulang kembali. Mpox, yang endemik di Afrika Tengah dan Barat, pada tahun 2022 lalu menyebabkan wabah global hingga WHO menetapkan darurat kesehatan pada Juli tahun tersebut.

3. Gejala Mpox yang Perlu Diwaspadai

Gejala umum mpox meliputi ruam yang berlangsung selama dua hingga empat minggu, yang biasanya disertai demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Ruam ini terlihat seperti lepuhan dan dapat muncul di wajah, telapak tangan, telapak kaki, daerah genital, mulut, tenggorokan, atau mata. Jumlah lepuhan bisa bervariasi, dari beberapa hingga ribuan.

4. Cara Penularan Mpox

Virus mpox dapat menyebar melalui kontak fisik, termasuk sentuhan, hubungan seksual, dan bahkan percakapan dekat dengan penderita. Virus ini juga bisa bertahan di permukaan benda seperti pakaian, tempat tidur, dan elektronik yang telah disentuh oleh penderita. Tanpa disadari, orang lain yang menyentuh benda tersebut dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka, dapat terinfeksi. Selain itu, penularan dari ibu ke janin selama kehamilan atau setelah kelahiran melalui kontak kulit juga mungkin terjadi.

5. Penularan dari Hewan ke Manusia

Mpox tidak hanya berbahaya bagi manusia, tetapi juga hewan. Orang yang bersentuhan dengan hewan yang terinfeksi, seperti beberapa spesies monyet atau hewan pengerat, bisa tertular virus ini. Penularan bisa terjadi melalui gigitan, cakaran, atau saat mempersiapkan makanan dari daging yang tidak dimasak dengan baik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI