Suara.com - Penyebaran virus Mpox alias monkeypox (cacar monyet) menjadi perhatian masyarakat, setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan penyakit ini sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC). Apa saja fakta virus Mpox yang wajib diketahui?
Data terbaru dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengatakan hingga tanggal 17 Agustus 2024 sudah ada 88 kasus yang terdeteksi, dengan semuanya mengalami kesembuhan. Hingga saat ini, tidak ada korban meninggal dunia yang dilaporkan.
Untuk lebih mewaspadai penyebaran penyakit ini, yuk kita catat fakta virus Mpox seperti dirangkum dari keterangan resmi WHO, Sabtu (24/8/2024).
1. Apa Itu Mpox?
Mpox, sebelumnya dikenal sebagai monkeypox, adalah penyakit viral yang bisa menyebar antar manusia, terutama melalui kontak dekat. Virus ini juga bisa menular dari lingkungan ke manusia melalui benda atau permukaan yang telah disentuh oleh penderita mpox.
2. Asal Usul Virus Mpox
Virus ini pertama kali ditemukan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970. Namun, sayangnya, mpox sering kali diabaikan di sana. Kini, WHO menegaskan perlunya tindakan cepat agar sejarah kelam penyakit menular ini tidak terulang kembali. Mpox, yang endemik di Afrika Tengah dan Barat, pada tahun 2022 lalu menyebabkan wabah global hingga WHO menetapkan darurat kesehatan pada Juli tahun tersebut.
3. Gejala Mpox yang Perlu Diwaspadai
Gejala umum mpox meliputi ruam yang berlangsung selama dua hingga empat minggu, yang biasanya disertai demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Ruam ini terlihat seperti lepuhan dan dapat muncul di wajah, telapak tangan, telapak kaki, daerah genital, mulut, tenggorokan, atau mata. Jumlah lepuhan bisa bervariasi, dari beberapa hingga ribuan.
Baca Juga: Benarkah Mpox Bisa Menyerang Siapa Saja? Kasus Terbaru di Filipina Jadi Bukti
4. Cara Penularan Mpox
Virus mpox dapat menyebar melalui kontak fisik, termasuk sentuhan, hubungan seksual, dan bahkan percakapan dekat dengan penderita. Virus ini juga bisa bertahan di permukaan benda seperti pakaian, tempat tidur, dan elektronik yang telah disentuh oleh penderita. Tanpa disadari, orang lain yang menyentuh benda tersebut dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka, dapat terinfeksi. Selain itu, penularan dari ibu ke janin selama kehamilan atau setelah kelahiran melalui kontak kulit juga mungkin terjadi.
5. Penularan dari Hewan ke Manusia
Mpox tidak hanya berbahaya bagi manusia, tetapi juga hewan. Orang yang bersentuhan dengan hewan yang terinfeksi, seperti beberapa spesies monyet atau hewan pengerat, bisa tertular virus ini. Penularan bisa terjadi melalui gigitan, cakaran, atau saat mempersiapkan makanan dari daging yang tidak dimasak dengan baik.
6. Apakah Mpox Mematikan?
Mpox memang bisa berakibat fatal, meskipun pada sebagian kecil kasus. Tingkat kematian bisa berkisar antara 0,1 persen hingga 10 persen dari kasus yang terinfeksi, tergantung pada akses terhadap perawatan kesehatan dan kondisi kekebalan tubuh.
Gejala mpox biasanya sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu dengan perawatan suportif, seperti obat untuk mengurangi nyeri dan demam. Namun, pada beberapa orang, terutama bayi, anak-anak, ibu hamil, dan mereka yang memiliki gangguan kekebalan, mpox bisa menjadi lebih parah dan berpotensi berujung pada komplikasi serius atau kematian.
7. Apakah Ada Vaksin?
Ya, WHO merekomendasikan beberapa vaksin untuk melawan mpox. Meskipun vaksinasi massal seperti yang dilakukan pada pandemi COVID-19 belum direkomendasikan, vaksin seperti MVA-BN atau LC16 telah disetujui untuk melawan mpox. Vaksinasi hanya dianjurkan bagi mereka yang berisiko tinggi terpapar virus ini.
8. Pencegahan Mpox: Jangan Lengah!
Membersihkan dan mendisinfeksi permukaan serta mencuci tangan setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi dapat membantu mencegah penularan. Menghindari kontak dengan hewan liar, terutama yang sakit atau mati, juga penting untuk mengurangi risiko infeksi. Pastikan daging yang dikonsumsi dimasak dengan matang sebelum dimakan.
9. Jumlah Kasus Mpox di Seluruh Dunia
Merujuk laporan “Multi-country outbreak of mpox. External Situation Report 35” yang diterbitkan WHO pada 12 Agustus 2024, tercatat sebanyak 99.176 kasus konfirmasi Mpox, termasuk 208 kematian, yang dilaporkan oleh 116 negara anggota WHO sejak 1 Januari 2022 hingga 30 Juni 2024.
Di Wilayah Afrika, Republik Demokratik Kongo menjadi negara dengan jumlah kasus Mpox tertinggi, yakni menyumbang sekitar 96% dari total kasus di benua tersebut.
10. Pesan Kemenkes untuk Masyarakat
Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Yudhi Pramono, MARS mengimbau masyarakat agar tetap mewaspadai penularan virus Mpox.
“Kepada masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, menerapkan perilaku seksual yang sehat seperti tidak gonta ganti pasangan ataupun perilaku seks sesama jenis,” pesan Yudhi di Jakarta, Sabtu (17/8).
“Kementerian Kesehatan telah melaksanakan vaksinasi Mpox bagi kelompok risiko tinggi pada tahun 2023 terhadap 495 sasaran. Dan pada tahun 2024 ini sedang dalam proses penyiapan total 4.450 dosis vaksin, yakni 2.225 sasaran dengan 2 dosis per individu,” tutupnya Yudhi.