Sering Memuji Diri Sendiri Hebat Termasuk Megalomania atau Narsistik? Psikolog Jelaskan Bedanya!

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 20 Agustus 2024 | 16:30 WIB
Sering Memuji Diri Sendiri Hebat Termasuk Megalomania atau Narsistik? Psikolog Jelaskan Bedanya!
Ilustrasi narsistik atau megalomania (freepik.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Megalomania juga termasuk dalam gangguan psikologis yang bisa muncul dalam kondisi seperti bipolar, delirium, hingga delusi.

Orang dengan megalomania seringkali menunjukkan ciri-ciri berikut:

  • Delusi kebesaran: Mereka percaya bahwa mereka memiliki kekuatan, kekayaan, atau pengaruh yang luar biasa.
  • Perilaku sombong dan arogan: Mereka sering meremehkan orang lain dan merasa superior.
  • Kurangnya empati: Mereka sulit memahami atau peduli dengan perasaan orang lain.
  • Kebutuhan akan kekaguman: Mereka mencari perhatian dan pujian terus-menerus.
  • Perilaku manipulatif: Mereka sering menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan mereka.

Kesamaan dan Perbedaan

Meskipun narsistik dan megalomania memiliki kesamaan, yaitu sama-sama merasa diri lebih baik dari orang lain, keduanya berbeda dalam hal bagaimana perasaan itu diwujudkan. Narsistik lebih fokus pada keinginan untuk selalu dipuji dan dipandang, serta cenderung menjelekkan orang lain. Sementara itu, megalomania lebih terkait dengan delusi kekuasaan yang tidak realistis.

Memahami perbedaan antara narsistik dan megalomania penting, terutama ketika perilaku tersebut mulai mengganggu kehidupan sehari-hari. Keduanya bisa berkembang menjadi gangguan psikologis yang lebih serius dan memerlukan penanganan dari profesional kesehatan mental.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI