Suara.com - Penyakit pernapasan adalah segala jenis gangguan atau kelainan yang mempengaruhi sistem pernapasan tubuh. Sistem pernapasan berfungsi untuk memasok oksigen ke dalam tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida. Ketika sistem ini terganggu, maka berbagai masalah kesehatan dapat timbul.
Penyakit pernapasan merupakan salah satu penyakit yang banyak menyerang masyarakat. Jenis penyakit pernapasan yang kerap ditemui adalah asma, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Lalu, apa yang menjadi penyebab penyakit pernapasan?
Menurut Head of Department Underwriting Sequis dokter Fridolin Seto Pandu, kondisi udara yang semakin tidak sehat, ditambah kita pun tidak dapat menghindari sepenuhnya untuk tidak berada di luar ruangan, menjadi penyebab terbanyak munculnya penyakit pernapasan.
“Gunakan masker saat berada di luar ruang meski hanya sebentar. Seperti saat hendak berangkat ke kantor atau sekolah, makan siang di luar, berjalan di trotoar. Perlu menggunakan masker karena saat di jalan raya sudah pasti akan terpapar debu dan asap kendaraan. Meski kita merasa hanya terpapar sebentar, tetapi terpapar setiap hari dapat membahayakan kesehatan,” saran dr. Seto dalam keterangannya.
Baca Juga: Penyebaran Cacar Monyet Meresahkan, WHO Beri Sinyal Keadaan Darurat
Selain di luar rumah, polusi udara juga sebenarnya ada dalam ruangan. Ini bisa Anda buktikan ketika membersihkan perabot rumah atau saat menyapu rumah. Polusi dalam rumah juga dipicu oleh pemakaian produk pembersih berbasis kimia, sisa pembakaran dari dapur, dan penggunaan perabot yang mudah menampung debu, seperti karpet dan tirai. Padahal, udara dalam ruangan yang bersih sangat penting untuk kesehatan pernapasan.
“Bersihkan rumah secara rutin, gunakan alat penyaring udara dengan filter HEPA untuk mengurangi partikel debu, allergen, dan polutan lainnya. Pilih produk pembersih alami atau yang tidak mengandung VOC (volatile organic compounds) karena dapat mengiritasi saluran pernapasan serta pastikan rumah memiliki cukup jendela dan ventilasi untuk sirkulasi udara yang optimal, terutama di dapur dan kamar mandi,” sebut dr Seto lagi.
Penyebab polusi udara lainnya berasal dari asap rokok dan vape. Kebiasaan merokok dan vape juga dapat memicu penyakit pernafasan. Masalahnya, rokok dan vape sudah menjadi gaya hidup dan banyak yang menganggap tidak berbahaya. Efek buruk rokok atau vape terhadap kesehatan tidak langsung dirasakan, tetapi baru muncul setelah berulang dikonsumsi dalam jangka panjang.
Gejala yang biasanya timbul sebagai tanda bahwa paru-paru sudah mulai tidak sehat akibat terpapar debu, asap atau gas adalah radang tenggorokan dan sering batuk lama hingga kronis, nafas pendek hingga sesak nafas dan mudah merasa lelah. Biasanya jika memeriksakan diri akan diukur dengan pemeriksaan spirometri untuk mendiagnosis penyempitan saluran pernapasan.
Kabar buruknya, penyempitan saluran pernapasan bersifat permanen dan akan semakin memburuk jika sering terpapar polusi dan jika tetap merokok atau menggunakan vape hingga usia semakin menua.
Baca Juga: Idap Penyakit Graves, Daisy Ridley Terapkan Gaya Hidup Sehat Lebih Ketat
Dr. Seto pun mengajak generasi muda untuk mulai peduli dengan bahaya polusi udara, peduli kesehatan paru, dan perbaiki gaya hidup demi memperkuat sistem pernapasan. Hal ini sekaligus bisa mencegah risiko penyakit saluran pernapasan, termasuk kanker paru dan kanker lainnya, seperti laring, faring, dan nasofaring.
Salah satu kegiatan sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan olahraga jalan kaki, jogging, atau berenang. Lakukan secara rutin setidaknya 30 menit setiap hari dan 5 kali dalam seminggu. Olahraga dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan keseluruhan tubuh serta memperbaiki fungsi paru-paru.
Anda pun dapat melatih pernapasan dengan melakukan Pursed lips breathing, dengan cara menghirup udara dengan hidung selama dua detik, kemudian buang napas perlahan melalui bibir yang berbentuk kerucut selama empat detik. Latihan ini banyak gunanya, seperti mengatur pola nafas, menguatkan otot-otot pernapasan, dan mengurangi sesak napas, serta meningkatkan kadar oksigen dalam darah
Cara berikutnya untuk menekan potensi risiko terkena penyakit pernafasan adalah perbaiki gaya hidup agar sistem imun tetap kuat sehingga dapat diandalkan melawan infeksi pernapasan. Caranya, pastikan tubuh cukup istirahat sekitar delapan jam per malam, jaga tingkat stres, tubuh tetap terhidrasi dengan cukup minum air putih, konsumsi makanan sehat, tubuh ternutrisi dengan vitamin C, vitamin D, dan zinc.
Dr. Seto juga menyarankan bagi yang sudah terdiagnosis penyakit pernapasan agar jangan abai memperbaiki gaya hidup dan memeriksakan diri secara rutin ke dokter spesialis pulmonologi. Jika masih ada kesempatan untuk kembali sehat atau bertahan hidup maka selayaknya kita menghargai kesempatan hidup.