Benarkah Daging Kucing Obat Diabetes? Heboh Bapak Kos di Semarang Makan Anabul Berkilah Agar Gula Darah Turun

Rifan Aditya Suara.Com
Jum'at, 09 Agustus 2024 | 10:52 WIB
Benarkah Daging Kucing Obat Diabetes? Heboh Bapak Kos di Semarang Makan Anabul Berkilah Agar Gula Darah Turun
Kucing by Mati Mango (pexel) - Benarkah Daging Kucing Obat Diabetes? Heboh Bapak Kos di Semarang Makan Anabul Berkilah Agar Gula Darah Turun
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru-baru ini kejadian viral di media sosial, seorang bapak kos kepergok sedang mengkonsumsi daging kucing. Kejadian ini diketahui salah satu anak kos karena adanya bau sangat menyengat. Konsumsi daging kucing ini dinyatakan pelaku untuk menurunkan gula darah akibat diabetes. Benarkah daging kucing obat diabetes?

Kondisi diabetes sendiri menjadi salah satu kondisi yang mengancam banyak orang karena pola hidup yang kurang sehat. Kadar gula darah yang tinggi membuat fungsi tubuh terganggu, dan memicu banyak keluhan kesehatan lain dalam kehidupan sehari-hari.

Benarkah Daging Kucing Obat Diabetes?

Meski pelaku mengklaim bahwa konsumsi daging kucing dapat membantu membuat kondisi diabetesnya lebih baik, namun sebenarnya hal ini justru dinilai berbahaya. Dari sisi kesehatan, terdapat dua alasan utama, sedangkan dari sisi etis hal ini melanggar apa yang disebut animal welfare.

Baca Juga: Islam Haramkan Makan Daging Kucing, Ternyata Ini Efeknya Bagi Tubuh

1. Dari Sisi Kesehatan

Melansir dari laman unair.ac.id, dinyatakan bahwa tidak ada jaminan keamanan pangan untuk mengkonsumsi daging kucing.

Pasalnya tidak ada standar pemotongan dan pengolahan daging kucing yang ditetapkan oleh lembaga kredibel, sehingga orang yang mengkonsumsinya berisiko mengkonsumsi daging yang tidak aman, tidak sehat, dan tidak layan dimakan.

Bukan tak mungkin kucing membawa bibit penyakit yang dapat masuk ke tubuh manusia. Selain itu ada pula ancaman meat borne disease.

Penyakit jenis ini dapat menginfeksi pemakan daging kucing, sehingga risiko kesehatannya meningkat drastis. Kucing diketahui sebagai reservoir rabies, maka bisa jadi risiko zoonosis-nya menjadi lebih tinggi. Meat borne disease sendiri meliputi tuberculosis, brucellosis, salmonellosis, botulism, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Jadi Tersangka, Ini Sosok Pria Pemakan Daging Kucing Di Semarang

2. Melanggar Animal Welfare

Kucing bukan hewan ternak yang diperuntukkan untuk pangan manusia. Hal ini tercantum dalam UU Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU Nomor 18 Tahun 2009.

Mengacu pada regulasi tersebut, konsumsi daging kucing merupakan sebuah penyalahgunaan. Jadi mungkin saja kabar viral yang muncul dari Semarang ini bisa masuk ke ranah hukum.

Konsumsi Daging Kucing Sejak 2010

Kabar ini kemudian viral di media sosial, dan telah ditindaklanjuti oleh aparat kepolisian. Pelaku diketahui telah mengkonsumsi daging kucing sejak tahun 2010 silam, dengan dalih untuk menurunkan gula darah yang ia miliki.

Pelaku menyatakan bahwa obat dan suntikan dari dokter sudah tidak lagi memberikan efek positif  untuk kondisinya. Sebagai barang bukti turut diamankan pula tulang kucing, dan alat-alat untuk mengeksekusi kucing dan memasak dagingnya.

Itu tadi sekilas informasi mengenai benarkah daging kucing obat diabetes seperti yang diklaim oleh pelaku yang viral belakangan ini.

Kontributor : I Made Rendika Ardian

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI