Suara.com - Jumlah pasien penyakit jantung dan kompleksitasnya meningkat dengan cepat di seluruh dunia. Sebagai contoh, diperkirakan jumlah penderita gagal jantung meningkat sebesar 46% dari tahun 2012 hingga 2030.
Selain itu, pertumbuhan tahunan gabungan intervensi jantung struktural diproyeksikan meningkat sebesar 9,15%, didukung oleh beragam terapi baru untuk penutupan serambi kiri jantung dan sejumlah perangkat yang dirancang untuk merawat pasien dengan regurgitasi trikuspid.
Guna mengatasi kasus-kasus diagnostik dan intervensi seperti ini serta kasus lainnya yang terjadi ketika tenaga klinis dan pengguna ultrasound tidak memadai, institusi kesehatan membutuhkan alat kardiovaskular baru yang canggih.
Menjawab hal tersebut, Siemens Healthineers memperkenalkan ACUSON Origin, sistem ekokardiografi revolusioner yang dirancang untuk mengubah dunia pencitraan kardiovaskular di Indonesia.
Peluncuran pada acara tahunan Indonesian Society of Echocardiography ini menandai tonggak penting dalam kemajuan perawatan kardiovaskular di negara ini. Sebab alat ini dirancang untuk menyederhanakan serta memudahkan pengambilan keputusan pada pemeriksaan jantung sehingga hasil pemeriksaan lebih konsisten, akurat, dan efisien.
"Kami yakin bahwa sistem ekokardiografi canggih ini akan memberikan dampak signifikan pada diagnostik kardiovaskular di negara ini,” ujar Alfred Fahringer, Country Head of Siemens Healthineers Indonesia.
ACUSON Origin mampu secara otomatis mengukur dan menghitung keempat ruang jantung tanpa perlu EKG melalui fitur 2D dan 4D HeartAI. Dengan dukungan kecerdasan buatan terbaru, fitur 2D HeartAI mampu melacak secara otomatis kontras pada gambar.
Kemampuan inilah yang menjadikan ACUSON Origin sebagai satu-satunya sistem yang memilikinya. Teknologi 4D HeartAI adalah terobosan canggih yang dapat memproses data jantung dengan presisi. Alat ini langsung menghitung ukuran dan kinerja keempat ruang jantung.
Teknologi ini 96% sangat akurat dalam mengukur volume tekanan akhir diastolik ventrikel kiri (LV LED) dan volume darah saat tekanan diastolik (ES), baik dengan menggunakan Ekokardiogram transtorasik (TTE) maupun Ekokardiografi Transesofageal (TEE).
Selain itu, 4D HeartAI juga memiliki tingkat akurasi 98% untuk Rekonstruksi Multi-planar (MPR). Sistem ini merupakan pionir di bidangnya yang dapat mengenali posisi jantung secara real-time. Fitur AI Assist-nya mampu mengenali 12 posisi jantung Ekokardiogram transtorasik (TTE) dengan tingkat akurasi 99%.
Alat pemeriksaan yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan ketepatan dan efisiensi diagnostik. Sistem ini dilengkapi dengan fitur pengukuran otomatis lebih dari5600 jenis. Fitur ini meningkatkan akurasi dan kecepatan dalam menganalisis data medis, sehingga hasil pemeriksaan lebih terpercaya.
"Sistem inovatif ini akan membantu para tenaga kesehatan memberikan diagnosis yang lebih akurat dan hasil perawatan yang lebih baik bagi pasien penyakit jantung,” ujar dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP(K) FIHA, FAsCC, Ketua Indonesian Society of Echocardiography.