Mengenal Lifestyle Medicine, Pengobatan yang Disebut Bisa Atasi Penyakit Jantung Koroner

Selasa, 06 Agustus 2024 | 08:34 WIB
Mengenal Lifestyle Medicine, Pengobatan yang Disebut Bisa Atasi Penyakit Jantung Koroner
Ilustrasi gaya hidup sehat (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyebab utama kematian di negara Indonesia dan termasuk penyakit inflamasi kronis. 

Saat ini, tak sedikit penderita PJK yang beralih ke pengobatan di luar negeri, karena dinilai memiliki tenaga ahli yang mumpuni dan teknologi canggih yang dapat membantu kesembuhan mereka

Padahal di Indonesia, Prof. dr. Dasaad Mulijono, Kepala Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital baru saja mengenalkan Lifestyle Medical Center yang sangat bermanfaat bagi oenderita PJK, karena telah membantu mencegah dan mengatasi sumbatan jantung serta komplikasi pemasangan stent. 

"Lifestyle Medicine untuk PJK diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan pasien yang biasa berobat ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan internasional di dalam negeri," kata dia beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Karyawan Museum Jerman Menukar Lukisan Asli dengan Palsu, Jual untuk Gaya Hidup Mewah

Istilah Lifestyle Medicine sendiri sebenarnya telah banyak diadopsi di luar negeri. Ini adalah disiplin ilmu berbasis bukti yang bertujuan untuk mendukung pasien dalam mencegah, mengelola, dan membalikkan kondisi kronis tertentu, menggunakan keterampilan dan teknik perubahan perilaku yang didukung untuk menciptakan dan mempertahankan perubahan gaya hidup.

Ilustrasi Jantung. (pixabay/johannes burtland)
Ilustrasi Jantung. (pixabay/johannes burtland)

Diakui dr. Dassad, menjalani Lifestyle Medicine sendiri memang tak mudah, namun bukan berarti itu tidak mungkin. Karena itu, kata dia, peran seorang dokter dalam pengobatan ini sangatlah penting.

Nantinya kata dia, pasien yang tergabung dalam Lifestyle Medicine agar diatur diet hingga aktivitas hariannya. Ia pun menyebutkan beberapa contoh yang dikonsumsi pasien, juga dirinya sendiri untuk memberikan contoh langsung.

"Nah makanannya contohnya apa nih, apa yang dokter makan tiap hari? Saya jelaskan, pagi-pagi makan sayur sama buah di blender. Kira-kira 1 liter, karena kita kekurangan sayur. Sayur itu kita harus makan minimal 300-500 gram per hari," kata dia.

Makan buah-buahan pun tidak boleh yang tinggi kalori, misalnya jambu air, bengkuang, apel, atau berry. Kemudian konsumsi kacang-kacangan yang sangat bagus untuk usus.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Brandon Miles May, Pria 35 Tahun Tampil Seperti Remaja Berkat Gaya Hidup Sehat

Selain baguna untuk kesehatan, dengan diet sehat, pasien juga akan mengalami penurunan berat badan yang tentu sangat baik untuk pasien obesitas. 

Agar gaya hidup sehat yang dilakukan menjadi jangka panjang, dokter yang tergabung dalam Lifestyle Medical Center juga akan membuatkan grup WhatsApp untuk para pasiennya.

"Jadi mereka bisa ngobrol, bisa cuhat sesama pasien. Kemudian kita kasih buku panduan. Sekarang sudah banyak ya, banyak sekali publik yang ngomongin tentang lifestyle medicine. Apalagi, orogram reversal kami juga berhasil menangani penyakit inflamasi kronis lainnya seperti diabetes, hipertensi, dan kanker," ucap dia.

Dengan Lifestyle Medicine, pasien bukan hanya merasa lebih baik, tapi juga ada kata dr. Dassad yang lepas dari obat-obatan yang rutin mereka konsumsi. Selain itu, Bethsaida Hospital juga baru saja mengenalkan Center of Excellence lain, yaitu Dental Center, Emergency & Heart Attack Center, Women’s Health Center, serta Heart & Vascular Center yang akan mulai beroperasi pada Agustus 2024.

Semua fasilitas dilengkapi juga dengan pengadaan alat-alat medis canggih yang dilengkapi dengan teknologi Kecerdasan Buatan (AI). dr. Ong Tjandra, Kepala Women’s Health Center Bethsaida Hospital mengungkapkan, jika Women’s Health Center ini dapat menjadi jawaban bagi para calon ibu yang membutuhkan tempat konsultasi serta perawatan yang aman dan nyaman. 

"Dengan adanya teknologi USG 4D HD Live, dan dokter subspesialis fetomaternal, kami dapat mendeteksi kelainan pada janin sejak trimester awal dan memberikan gambaran dengan detail dan penjelasan yang sangat baik bagi calon ibu," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI