6 Penyebab Anak-Anak Harus Cuci Darah di Usia Muda

M Nurhadi Suara.Com
Sabtu, 03 Agustus 2024 | 10:21 WIB
6 Penyebab Anak-Anak Harus Cuci Darah di Usia Muda
Apakah cuci darah ditanggung bpjs kesehatan (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru-baru ini, ramai berita mengenai banyaknya penderita gagal ginjal kronis di kalangan anak – anak sehingga mengharuskan mereka melakukan cuci darah di usia dini. Ada sekitar 30 anak yang harus secara rutin melakukan cuci darah dan ditangani oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Meningkatnya jumlah penderita penyakit yang mengharuskan cuci darah, apalagi di kalangan anak – anak menjadi alarm yang serius bagi pemerintah.

Namun, jumlah yang banyak itu bukanlah karena terjadi lonjakan kasus, melainkan karena status RSCM sebagai rumah sakit rujukan untuk penyakit ginjal sehingga pasien yang datang memang berasal dari seluruh Indonesia.

Dokter Spesialis Anak Eka Hospital BSD, Marissa Tania Stephanie Pudjiadi menyebutkan sedikitnya ada enam alasan cuci darah di kalangan anak – anak. Kebanyakan kasus terjadi akibat penyakit bawaan, terutama sindrom nefrotik yakni kondisi medis yang memengaruhi ginjal dan menyebabkan sejumlah gejala yang khas. Berikut adalah daftar kondisi – kondisi yang mengharuskan cuci darah pada anak.

1. Penyakit Ginjal Bawaan: Beberapa anak dilahirkan dengan kondisi ginjal yang tidak sempurna, sehingga fungsi penyaringan darah terganggu sejak lahir.

Baca Juga: Fenomena Banyak Anak Cuci Darah di RSCM, Ada 6 Hal yang Jadi Penyebab

2. Infeksi: Infeksi saluran kemih yang berulang atau infeksi serius lainnya dapat merusak ginjal.

3. Kelainan Genetik: Beberapa kelainan genetik dapat menyebabkan kerusakan ginjal progresif.

4. Penyakit Kronis: Penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi, dan glomerulonefritis (peradangan pada glomerulus ginjal) dapat merusak ginjal dalam jangka panjang.

5. Obstruksi Saluran Kemih: Penyumbatan pada saluran kemih dapat menyebabkan tekanan pada ginjal dan merusak fungsinya.

6. Faktor Lingkungan: Paparan bahan kimia berbahaya, obat-obatan tertentu, dan polusi dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal.

Baca Juga: Heroik! Pria 63 Tahun Ditikam saat Lindungi Anak-Anak dari Penusukan Brutal di Kelas Tari 'Taylor Swift'

Meskipun terlihat menyeramkan namun sebenarnya kerusakan ginjal pada anak bisa dideteksi sejak dini. Sayangnya, kerusakan ginjal pada anak seringkali baru disadari oleh orang tua ketika anak sudah menunjukkan gejala, seperti perubahan warna urine, urine berbusa, hingga pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, dan wajah. Namun, orang tua bisa mencegahnya dengan berbagai langkah.

Orang tua bisa melakukan deteksi dini dengan melakukan cek kesehatan rutin. Jika terdeteksi penyakit saluran kemih, orang tua bisa langsung menghubungi dokter untuk melakukan tindakan. Di samping itu, orang tua perlu membiasakan gaya hidup sehat dengan membatasi konsumsi makanan berpemanis.

Konsumsi gula dalam masakan pun perlu dibatasi. Sebagai gantinya orang tua bisa memberikan makanan dengan olahan yang tidak berlebihan. Seperti diketahui, ultra-process food menjadi penyebab banyak penyakit bagi anak – anak.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI