Suara.com - Banyak yang tidak sadar perempuan berhijab cenderung mengalami defisiensi atau kekurangan asupan vitamin D. Ini karena pakaian mereka yang cenderung tertutup sehingga menghalangi sinar matahari diserap oleh tubuh.
Meski begitu, bukan berarti perempuan berhijab harus mengubah cara berpakaiannya. Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A yang perlu diubah adalah gaya hidup. Contohnya, dengan berusaha maksimal mendapatkan sinar matahari saat di dalam rumah.
"Sebenernya bukan salah hijabnya, karena kita tahu itu kewajiban dan nggak bisa ditinggalkan. Tapi gimana caranya ngakalin hal tersebut," ujar dr. Kanya dalam Hari Anak Nasional (HAN) oleh PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) di Jakarta Utara, Sabtu (27/8/2024).
Menurut dr. Kanya, perempuan berhijab perlu menyisati agar tetap mendapat paparan sinar matahari, mengingat sinar ultraviolet tersebut bisa mengaktifkan vitamin D yang diproduksi tubuh jadi lebih maksimal, sehingga baik untuk kesehatan.
Baca Juga: Hindari 5 Kesalahan Ini Agar Perempuan Berhijab Tak Mengalami Rambut Rontok
"Nah, itulah yang tidak terjadi, karena kalau kita berhijab, sudah pasti paparan matahari yang kena langsung ke kulit jadi berkurang, itulah yang harus diakalin," papar dr. Kanya.
"Misalnya di dalam rumah, buka jendela besar-besar biar matahari masuk tapi pakai baju seminimal mungkin, kan kalau di dalam rumah harapannya tidak ada orang lain yang melihat," tambahnya.
Dokter yang berpraktik di RSU Hermina Jatinegara itu menambahkan, paparan sinar matahari juga bisa didapatkan melalui akses jendela bening yang tidak tertutup tirai. Di momen inilah, kata dr. Kanya, di dalam rumah perempuan bisa 'bermandikan' sinar matahari.
"Jadi coba deh abis mandi sebelum sunscreen, coba berjemur dulu biar kena matahari, jadi perilakunya yang kita ubah, agar walaupun tetap berhijab, kita tetap bisa memaksimalkan kadar vitamin D-nya," jelas dr. Kanya.
Ia menambahkan, jumlah durasi paparan sinar matahari minimal 60 menit sehari. Waktu itu bisa dibagi dalam beberapa waktu, dengan dilakukan di momen sinar matahari terbaik.
Baca Juga: 4 Dampak Kekurangan Vitamin D pada Tubuh, Bisa Sebabkan Gelisah dan Cemas!
"Jadi hal-hal begitu yang musti diakalin, sambil 10.00 WIB sampai jam 13.00 WIB totalnya 60 menit dibagi beberapa kali," jelasnya.
Di sisi lain, jika dirasa tidak mencukupi, dr. Kanya mempersilahkan jika perempuan berhijab untuk mengonsumsi suplemen vitamin D tambahan. Apalagi saat ini jenis vitamin D sudah sangat beragam, dari mulai yang kadarnya 400 IU, 1.000 IU hingga 5.000 IU.
"Untuk jumlah konsumsinya bisa sesuai anjuran dokter, selain itu ada juga yang 5.000 IU itu yang defisiensi atau kekurangan dan harus dengan resep dokter buat konsumsi vitamin Prove D3 5.000 IU," timpal Product Executive Child PT Kalbe Farma Tbk, apt. Bernadeta Pratika Yudi.
Adapun saat mengonsumsi vitamin D juga tidak boleh sembarangan, yaitu dikonsumsi sesaat setelah waktu makan. Lalu, kata dr. Kanya, sebaiknya vitamin D diminum bersama makanan mengandung lemak.
"Jangan lupa asupan nutrisi makanan dari produk laut, dari ikan, udang dan konsumsi vitamin D bersamaan lemak," pungkas dr. Kanya.