Apa Sih Pentingnya Skrining Kesehatan? Ini Penjelasan Dokter

Ririn Indriani Suara.Com
Selasa, 23 Juli 2024 | 17:30 WIB
Apa Sih Pentingnya Skrining Kesehatan? Ini Penjelasan Dokter
Dexa Medica melalui Corporate Social Initiatives menggelar kegiatan skrining kesehatan penyakit kronis bertajuk "Cek Segitiga" secara gratis di Jakarta, Minggu (21/7/2024). (Foto: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berdasarkan data BPJS Kesehatan, beban pembiayaan penyakit tidak menular mencapai Rp24,1 triliun di 2022, naik dibandingkan tahun 2021 di angka Rp17,9 triliun.

Selain itu, data Bank Dunia menunjukkan total pembiayaan kesehatan mandiri (Out of Pocket Health Expenditure) Indonesia mencapai 34.76% – jauh di atas rekomendasi WHO sebesar 20%.

Sebagai upaya untuk menekan beban biaya penyakit tidak menular tersebut, skrining kesehatan secara rutin sangat penting dilakukan. Namun sayangnya masih banyak yang belum menyadari pentingnya tindakan preventif tersebut.

Untuk itulah baru-baru ini Dexa Medica melalui Corporate Social Initiatives menggelar kegiatan skrining kesehatan penyakit kronis bertajuk "Cek Segitiga" untuk mengedukasi masyarakat.

Presiden Direktur PT Dexa Medica, V Hery Sutanto menuturkan program 'Cek Segitiga' dirancang untuk memberikan layanan skrining penyakit kronis dan konsultasi gratis kepada masyarakat.

Program ini mencakup tiga pemeriksaan utama, yaitu: tekanan darah, gula darah sesaat, dan kolesterol dalam 3 tahapan. Kolesterol dalam 3 tahapan ini meliputi, skrining dengan melakukan pemeriksaan kesehatan awal, konsultasi dokter, serta edukasi dengan memelajari cara menjaga kesehatan secara berkelanjutan.

Dari kegiatan skrining kesehatan tersebut, dr. Armand Achmadsyah dari RS Abdi Waluyo mengungkap bahwa ada banyak warga yang terdeteksi kolesterol tinggi. Warga dengan kolesterol tinggi, lanjut dia, tak hanya yang lanjut usia (lansia), tetapi juga usia muda.

"Memang statistiknya sendiri nggak cuma pasien-pasien yang sudah tua, bahkan ada yang 24 tahun itu kolesterolnya sudah tinggi," katanya.

Pada tahap pertama, untuk orang dengan kolesterol tinggi, dr. Armand menganjurkan untuk melakukan perubahan gaya hidup guna menurunkan kolesterol. Setelah gaya hidup dan pola makan diubah, tapi kalau angka kolesterolnya masih tinggi, barulah dilakukan terapi pengobatan.

Baca Juga: 7 Manfaat Berenang Bagi Bayi: dari Kecerdasan hingga Kepercayaan Diri

"Dengan skrining kesehatan kita jadi tahu mana kelompok berisiko dan mana yang sehat. Skrining harus dilakukan secara berkala," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI