Cegah Komplikasi Fatal, Kapan Waktu Tepat Memulai Cuci Darah?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 19 Juli 2024 | 10:43 WIB
Cegah Komplikasi Fatal, Kapan Waktu Tepat Memulai Cuci Darah?
Alat-alat yang digunakan saat cuci darah, termasuk mesin dialisis, tabung, dan selang. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi pasien gagal ginjal, tindakan hemodialisis atau cuci darah merupakan prosedur vital untuk kelangsungan hidup. Ketika dua ginjal tidak lagi berfungsi optimal dalam menyaring racun dan zat berbahaya dari darah, cuci darah menjadi penyelamat.

Ginjal yang tidak berfungsi mengakibatkan racun menumpuk dalam tubuh. Mesin dialisis menggantikan fungsi ginjal dengan menyaring darah di luar tubuh. Biasanya, prosedur ini dilakukan tiga kali seminggu, masing-masing berlangsung selama empat jam. Namun, frekuensinya bisa berbeda sesuai dengan kondisi pasien, seperti dijelaskan oleh dr. Hery Emria, Sp.PD-KGH, Konsultan Ginjal Hipertensi di RS Medika Permata Hijau.

"Kondisi gagal ginjal, baik kronis maupun akut, menentukan apakah seseorang membutuhkan cuci darah atau tidak. Jika fungsi ginjal menurun 80-90%, cuci darah menjadi wajib," kata dr. Hery kepada Suara.com, ditulis Jumat (19/7/2024). Tanpa cuci darah, pasien bisa mengalami komplikasi serius seperti hipertensi, diabetes, lupus, atau penyakit ginjal polikistik.

Bagaimana Cuci Darah Bekerja?

Baca Juga: Ayu Dewi, Deva Mahendra, Ramai Beri Semangat untuk Vidi Aldiano yang Berjuang Melawan Kanker

Hemodialisis adalah prosedur cuci darah paling umum. Darah pasien dialirkan melalui jarum dan tabung ke dalam mesin dialisis, di mana darah disaring melalui filter yang memindahkan limbah ke dalam larutan dialisis. Darah bersih kemudian dikembalikan ke tubuh pasien melalui jarum yang berbeda.

Selama prosedur, tekanan darah pasien dipantau untuk menyesuaikan kecepatan aliran darah masuk dan keluar dari tubuh.

Efek Samping Cuci Darah

Proses cuci darah dapat menyebabkan tekanan darah rendah, mual, pusing, atau bahkan pingsan. "Namun, kondisi ini selalu dipantau dan ditangani oleh dokter," jelas dr. Hery. Efek samping lainnya termasuk nyeri dada atau punggung, sakit kepala, kulit gatal, kram otot, dan sindrom kaki gelisah. Meski begitu, manfaat cuci darah jauh lebih besar dibandingkan risiko efek sampingnya.

Kapan Waktu Terbaik untuk Cuci Darah?

Baca Juga: Golongan Darah Beda Tetap Bisa Donor Ginjal, Mitos atau Fakta?

Cuci darah dilakukan berdasarkan diagnosa dan rekomendasi dokter. Jika kerusakan ginjal mencapai 80-90%, cuci darah biasanya diperlukan untuk mencegah komplikasi. Cuci darah juga penting bagi pasien yang menunggu donor ginjal.

Namun, cuci darah bisa dihindari dengan gaya hidup sehat. "Rutin berolahraga, menjaga kadar gula dan tekanan darah, serta memenuhi kebutuhan cairan dengan minum minimal delapan gelas air putih sehari dapat mencegah gagal ginjal," pungkas dr. Hery.

Dengan memahami prosedur, efek samping, dan pentingnya cuci darah, pasien gagal ginjal dapat menjalani hidup dengan lebih baik dan mengurangi risiko komplikasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI