"Misalnya kita mau evaluasi kepala janin, dengan AI yang ditanam di USG, cukup periksa satu kali potongan gambar. Kemudian mesinnya akan evaluasi satu slice gambar yang kita ambil tadi melalui banyak potongan," kata dr. Fransiscus.
"Jadi sekali ambil gambar, beberapa hal bisa kita dapatkan. Kalau kepala itu bisa ukur ada 6 ukuran. Itu dengan AI ambil satu gambar, 6 ukuran ini keluar semua, dihitung sama mesinnya," lanjutnya.
Di dalam USG AI seperti voluson expert 22 terdiri dari tiga teknologi. Membantu pasien mendapatkan hasil USG lebih cepat, deteksi lebih jelas, hingga diagnosis pasien yang lebih baik.
Teknologi pertama yakni beamformer berbasis grafis dengan opsi pengguna yang bisa disesuaikan dan alat klinis yang didukung artificial intelligence yang membantu menjamin peningkatan konsistensi dalam pemeriksaan dokter.
Lalu, teknologi kedua menggabungkan arsitektur lyric dari perusahaan ke dalam perangkat ini. Hal itu untuk meningkatkan kekuatan pemrosesan yang lebih detail dan resolusi lebih tinggi.