Dapat Menyebabkan Gangguan Perilaku, Ini Perbedaan Autisme dan ADHD pada Anak

Vania Rossa Suara.Com
Rabu, 17 Juli 2024 | 14:35 WIB
Dapat Menyebabkan Gangguan Perilaku, Ini Perbedaan Autisme dan ADHD pada Anak
Ilustrasi anak autisme atau ADHD. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu aspek penting dalam perkembangan anak adalah perilaku. Perilaku yang normal pada anak usia dini dapat bervariasi tergantung pada usia, temperamen, dan lingkungan mereka. Namun, ada beberapa gangguan perilaku pada anak yang tidak boleh diabaikan.

Gangguan perilaku pada anak umumnya bisa terlihat ketika anak sudah bersekolah. Akan tetapi, pada kasus tertentu, gangguan perilaku juga bisa terlihat ketika anak berusia lebih muda, misalnya ketika masih balita. Gangguan perilaku yang dimaksud di sini di antaranya agresivitas, tantrum, hiperaktivitas, impulsif, dan sebagainya.

Gangguan perilaku pada anak yang cukup sering terjadi di antaranya adalah Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan autisme. Keduanya adalah kondisi yang berbeda, namun kerap dianggap sama.

Meski sama-sama menyebabkan gangguan perilaku, ADHD berbeda dengan autisme. Mengutip Halodoc, autisme atau gangguan spektrum autis adalah kelainan fungsi otak dan saraf yang cukup kompleks sehingga memengaruhi perilaku serta proses berpikir. Sedangkan ADHD adalah gangguan mental yang menyebabkan anak kesulitan untuk fokus dan memusatkan perhatian.

Baca Juga: Melukis Asa: Anugrah, Penyandang Autisme yang Sukses Berkarya hingga Menempuh S2

Perbedaan Autisme dan ADHD

Perbedaan autisme dan ADHD terletak pada gejala dan juga waktu diagnosisnya. Menurur dokter anak konsultan neurologi Prof Dr. dr. Hardiono D. Pusponegoro, Sp.A(K). saat konferensi pers Special Kids Expo (SPEKIX) 2024 di Jakarta, beberapa waktu lalu., gejala autis bisa disadari sejak anak masih berusia beberapa bulan. Sementara ADHD baru bisa didiagnosis saat anak sudah balita.

"Tidak boleh diagnosis ADHD kepada anak sebelum usianya 4 tahun. Lain antara ADHD dan autis," kata Prof. Hardiono

Dia menjelaskan bahwa autis punya dua gejala khas. Gejala pertama berupa gangguan interaksi dan gangguan komunikasi, termasuk tidak bisa bicara. Kedua, melalukan sesuatu secara berulang dalam waktu lama dan di tempat yang tidak sesuai.

"Misalnya sering putar-putar roda, senang menyeret mainan dalam waktu lama. Juga ada gangguan interaksi dan komunikasi, diajak bicara gak mau melihat mata. Pengalaman, kebanyakan anak baru datang sudah gak mau bicara, umur 2 tahun gak mau bicara," ungkap Prof. Hardiono.

Baca Juga: Tips Ajarkan Anak Bisa Berteman dengan Anak Autis, Jangan Dijauhi

Gara-gara hal ini, sering sekali orang tua salah kaprah mengira kalau anaknya alami keterlambatan bicara atau speach delay. Padahal, kalau saja orang tua lebih aware, tanda autis ini bisa jadi sudah terlihat sejak anak masih umur 4 bulan. Tanda paling mudah terlihat yakni anak tidak merespon ketika diajak bermain. Padahal, usia 4 bulan seharusnya bayi sudah bisa mengenali suara sekitarnya.

Sementara itu, lanjut Prof. Hardiono, perbedaan paling jelas antara autis dan ADHD terlihat pada kemampuan komunikasi. ADHD tidak menyebabkan anak mengalami gangguan berbahasa dan komunikasi. Hanya saja, sikapnya akan lebih hiperaktif dibandingkan anak sebayanya.

Namun, meski jarang terjadi, Prof. Hardiono tidak menampik kalau anak bisa jadi mengalami autis dan ADHD sekaligus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI