Suara.com - Vasektomi, sebagai metode kontrasepsi pada pria, sering kali dibayangi oleh mitos yang salah. Vasektomi adalah prosedur bedah yang dilakukan pada pria sebagai metode kontrasepsi permanen. Prosedur ini bertujuan untuk mencegah sperma yang diproduksi oleh testis mencapai cairan semen yang dikeluarkan selama ejakulasi.
Prosedur ini relatif aman dan memiliki risiko komplikasi yang rendah. Setelah vasektomi, pria masih dapat menjalani aktivitas seksual seperti biasa, termasuk mengalami ejakulasi.
Berikut ini adalah beberapa mitos umum seputar vasektomi yang perlu Anda ketahui, dibantah oleh penjelasan dari Spesialis Urologi dr. Regi Septian, Sp.U dari RS Eka Hospital Bekasi:
Mitos: Vasektomi Mengganggu Gairah Seksual
Fakta: Menurut dr. Regi, vasektomi tidak berpengaruh pada gairah seksual pria. Gairah seksual dipengaruhi oleh hormon testosteron, bukan oleh saluran sperma yang dipotong pada vasektomi. Pria tetap dapat mengalami ejakulasi seperti biasa, meskipun cairan ejakulasi tidak mengandung sperma.
"Untuk hubungannya dengan gairah, otomatis tidak terganggu sebenarnya, itu terpengaruh oleh hormon testosteron. Hormon testosteron ini tidak terganggu dengan pemotongan saluran sperma tadi," jelas dr. Regi kepada Suara.com, ditulis Kamis (11/7/2024).
Mitos: Vasektomi Membuat Pria Tidak Bisa Ejakulasi
Fakta: Vasektomi hanya memotong saluran yang mengangkut sperma, bukan saluran yang menghasilkan cairan ejakulasi. Pria tetap bisa mengalami ejakulasi normal tanpa ada perubahan pada fungsi seksualnya.
Mitos: Vasektomi Hanya Cocok untuk Masyarakat Barat
Baca Juga: Dokter Tegas Bantah Vasektomi Bikin Tak Bisa Berdiri: Ejakulasi Tetap Lancar Kok!
Fakta: Meskipun lebih umum dilakukan di negara-negara Barat, vasektomi adalah prosedur yang aman dan efektif di mana saja. Pasien sering melaporkan kenyamanan lebih saat berhubungan intim tanpa perlu khawatir akan kehamilan.