Suara.com - Pernahkah Anda merasa cemas dan gelisah saat menjalani aktivitas? Rasanya, semua hal ingin segera buru-buru dikerjakan. Ketika sudah selesai pun, pekerjaan dan tanggung jawab lainnya sudah menunggu. Seberasa sering Anda mengalaminya? Apakah setiap hari?
Fenomena ini menurut dokter jiwa dr. Andri, SpKJ pakar psikosomatik dari RS EMC Alam Sutera, kerap dirasakan oleh masyarakat modern yang serba terburu-buru. Karena itulah, ia mengingatkan pentingnya belajar santai menjalani hidup.
"Jika kita terus-menerus merasa terburu-buru, ini juga bisa menjadi masalah. Kita harus belajar mengatur ritme kita. Seperti orang yang ingin lari maraton, mereka tidak boleh langsung berlari cepat di awal, tapi harus pelan-pelan dulu. Orang yang berlatih maraton juga perlu waktu latihan yang lama," ungkap dr Andri kepada Suara.com, Selasa (9/7/2024).
dr Andri mengatakan pentingnya belajar santai untuk mengatur ritme kehidupan kita sendiri. Ia mengutip buku To Rest yang menjelaskan bagaimana pakar biologi Charles Darwin hanya bekerja selama 90 menit yang dibagi menjadi 3 sesi, alias 4,5 jam dalam sehari. Waktu luangnya diisi dengan berbagai aktivitas lain seperti berjalan, tidur siang, dan berjemur. Tapi meskipun hanya bekerja sebentar, Darwin mampu menulis karya besar Origin of Species yang mengubah cara pandang kita tentang ilmu pengetahuan dan evolusi manusia.
"Mengapa bisa demikian? Dalam buku tersebut dikatakan bahwa Darwin benar-benar fokus selama bekerja. Ia membaca jurnal, meneliti, menulis, dan membahas surat dengan konsentrasi penuh. Saat waktunya santai, ia benar-benar beristirahat. Pada masa itu, tidak ada ponsel, jadi lebih mudah untuk benar-benar santai. Namun, sekarang kita sering dihubungi melalui telepon, SMS, WhatsApp, Telegram, bahkan DM di media sosial," terangnya lagi.
Untuk bisa terlepas dari rasa buru-buru ini, prinsip utama yang perlu diperhatikan menurut dr Andri adalah dengan tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Ia menyebut saat ini, banyak dari kita berpikir bahwa tujuan atau target dalam hidup harus diraih sesegera mungkin, karena melihat orang lain sudah lebih dulu mendapatkannya.
Sayangnya, banyak orang sering mengalami kesulitan mencapai tujuan hidup karena sering membandingkan diri mereka dengan orang lain. Ketika terlalu fokus membandingkan diri dengan orang lain, kita akan kelelahan sendiri nantinya. Sebaiknya, kita membandingkan diri kita dengan diri kita yang dulu.
Untuk itulah, dr Andri menekankan pentingnya mengatur ritme sendiri dalam menjalani kehdupan. Ibarat balap mobil, tidak perlu selalu menginjak untuk melaju, tapi ada pula waktunya untuk mengerem dan berbelok.
"Artinya, dalam hidup, kita perlu latihan untuk mengatur ritme: gas, rem, gas, rem. Ada saatnya kita bekerja keras, dan saat bekerja keras ya kita bekerja keras. Tapi saatnya santai, seperti saya sekarang yang sedang liburan bersama pasangan di Austria, kita juga harus bisa santai," tutup dr Andri mengakhiri perbincangan.
Baca Juga: Jangan Sedih! Dokter Jiwa Bagikan Tips Buat Anak Rantau Agar Tak Kesepian Saat Lebaran