Suara.com - Maag sering dianggap sebagai penyakit yangblumrah dan biasa bagi masyarakat Indonesia. Tapi mirisnya, masih sedikit yang sadar kalau dirinya memiliki penyakit maag. Padahal jika dibiarkan, penyakit ini bisa berkembang menjadi gastroesophageal reflux disease alias GERD.
Medical Officer Kalbe Consumer Health, Aditya Nugroho menjelaskan sakit maag atau dalam bahasa medis disebut dispepsia, merupakan istilah untuk menggambarkan kumpulan keluhan tidak nyaman di perut akibat gangguan lambung.
"Di antaranya rasa penuh atau begah, kembung, cepat kenyang. Juga bisa terjadi nyeri atau rasa panas terbakar di perut bagian atas atau ulu hati. Keluhan-keluhan ini biasanya muncul pada kondisi peradangan lambung atau gastritis dan juga pada GERD," ujar Aditya melalui keterangan yang diterima suara.com, Jumat (5/7/2024).
Sakit maag biasanya disebabkan oleh pola makan dan minuman yang tidak sehat dan tidak teratur, yaitu yang memicu gangguan lambung. Contohnya, konsumsi makanan terlalu pedas, terlalu asam, berlemak, dan ini termasuk fast food serta makanan berpengawet seperti makanan kalengan.
Baca Juga: Sakit Maag Sembuh Selama Puasa Ramadan, Prof Zubairi Djoerban Jelaskan Penyebabnya
Begitu juga dengan minuman, bisa karena konsumsi kopi, teh, minuman beralkohol, atau minuman bersoda.
Penyebab sakit maag juga bisa dipicu dari kebiasaan yang kurang baik, seperti kebiasaan merokok, minuman beralkohol, stres yang tidak dikelola dengan baik, atau kurang tidur.
Ditambah, konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa memicu, termasuk antibiotik ataupun anti nyeri seperti ibuprofen dan natrium diklofenak. Gangguan lambung juga bisa terjadi akibat infeksi bakteri H. pylori alias helicobacter pylori.
"Cara mengetahui punya sakit maag atau tidak, perlu pemeriksaan ke dokter. Namun, pada tahap awal dapat diperhatikan munculnya beberapa gejala, seperti rasa tidak nyaman di perut atau lambung," jelas Aditya.
"Kemudian kalau misalnya penasaran, cara yang lebih mudah bisa dengan mengisi kuesioner gangguan lambung yang tersedia di internet seperti Maag Meter,” sambungnya.
Baca Juga: Kamu Penderita Maag? 3 Jenis Makanan Ini Wajib Dihindari saat Berpuasa
Apabila terjadi sakit maag, perlu dilakukan penanganan dengan obat yang tepat. Salah satunya obat yang mengandung hydrotalcite, yang tidak lain merupakan antasida terbaru untuk melindungi dinding lambung jika terluka akibat berlebihnya asam lambung.
Sementara itu, kadang-kadang masyarakat bingung membedakan sakit maag atau gangguan pada lambung, dengan penyakit pencernaan atau gangguan pada usus. Adit menjelaskan bahwa iritasi usus besar gejalanya mirip dengan kondisi sakit maag , yaitu terasa tidak nyaman pada bagian perut dan terjadi diare atau konstipasi.
Namun, sebenarnya cukup mudah membedakannya, yakni jika gangguan pada usus seperti iritasi usus besar, gejalanya akan membaik setelah penderitanya dapat melakukan buang air besar (BAB) atau buang angin.
Sedangkan pada penderita sakit maag, gejalanya tetap ada walaupun penderitanya sudah BAB atau buang angin.